MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL



MODUL IV
MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL

Manusia sebagai makhluk hidup yang hidup di bumi ini, merupakan mkhluk yaang di anggap paling sempurna.Manusia adalah khalifah yang diturunkan oleh Tuhan dimuka bumi dalam bentuk yang sebaik-baiknya untuk memikirkan bumi. Kelebihan manusia dari segi biologis adalah:
1.       Otak yang besar dan susunan saraf yang kompleks.
2.       Alat bersuara yang keras.
3.       Tangan dan jari-jari yang bebas digerakkan.
4.       Anggota badan yang memungkinkan manusia untuk berdiri.

7 pokok perbedaan tingkah laku manusia dengan makhluk lain, yaitu:
1.   Sebagian besar kelakuan manusia dikuasai oleh akal, sedangkan hewan oleh nalurinya.
2.   Sebagian besar kehidupan manusia dapat berlangsung dengan bantuan peralatan kerja sebagai hasil kerja akal.
3.  Sebagian besar kelakuan manusia didapat dan dibiasakan melalui proses belajar sedang pada hewan melalui proses naluri.
4.   Manusia mempunyai lambang, mempunyai bahasa lisan dan tulisan sedangkan hewan tidak.
5.   Pengetahuan manusia bersifat akumulatif (terus bertambah) karena masyarakat berkembang dan telah mempunyai sistem pembagian kerja.
6.   Sistem kerja diatur sedemikian rupa dengan keterampilan masing-masing.
7.   Masyarkat (manusia) sangat beraneka ragam.

Manusia diciptakan beraneka ragam. Contoh-contoh keanekaragaman iu,antara lain:
1.      Di daerah Pantai Utara Kanada tinggal suku bangsa “Eskimo”
2.      Di ujung selatan Amerika tinggal suku bangsa “Ona” dan “Yahgan”
3.      Di daerah gurun Kalahari di Afrika Selatan tinggal orang Bushmen dan gurun Australia tinggal ras Austroloid.
4.     Pantai Papua Barat hidup suku yang suka berburu.

A.      Makna Manusia Seutuhnya
Manusia adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan. Manusia memiliki akal dan budi.
a.    Tinjauan Teoritis (teori Darwin)
Teori Evolusi Darwin dicetuskan oleh Charles Darwin, seorang Inggris yang hidup pada tahun 1809-1882. Dalam bukunya yang berjudul “on The Origin of Species by Mean of Natural Section”, beliau mengatakan secara tegas bahwa “manusia berasal dari evolusi makhluk di bawahnya”
b.    Tinjauan Kegamaan (religius)
Tinjauan keagamaan sampai pada kesimpulan bahwa manusia pertama ciptaan Tuhan adalah Adam, sedangkan dari salah satu tulang rusuk Adam diciptakanlah Hawa sebagai jenis Wanita. Dari kedua jenis manusia itulah maka berkembang manusia yang kini tersebar di seluruh dunia.

B.      Kedudukan Manusia Sebagai Makhluk Tuhan
a.       Makhluk religi, manusia cenderung beragama.
b.      Makhluk berstatus sebagai makhluk individu, memiliki khas sendiri.
c.       Manusia sebagai makhluk sosial, membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup.
d.      Manusia sebagai makhluk Miliu, makhluk berlingkungan alam.
e.      Manusia sebagai makhluk yang percaya pada Causa Prima, dikendalikan oleh Tuhan.

C.   Hakikat Manusia sebagai Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak bisa dipisahkan antara jiwa dan raganya.

D.   Hakikat Manusia sebagai Anggota Keluarga
Manusia dilahirkan dari keluarga dan kelak akan membentuk keluarga. Keluarga merupakan sebuah kelompok yang terbentuk dari perhubungan individu laki-laki dan wanita, perhubungan yang sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.



E.  Siapakah Masyarakat itu?
Masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” artinya “ikut serta berpatipasi”. Jadi, masyarakat adalah sekumpulan orang-orang yang bersatu dan disatukan oleh kebudayaan yang sama, atau sejumlah manusia daam arti yang seluasluasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang dianggap sama.

F.       Bermasyarakat dalam Berbagai Jenis Kehidupan yang Meliputi Jenis-Jenis Tatanan Hidup Berkelompok
         Konsep Kelompok Sosial Budaya
1.       Lingkungan Sosial Budaya
LIngkungan sosial budaya adalah sejumlah manusia yang hidup berkelompok dan saling berinteraksi secara teratur guna memenuhi kepentingan bersama.
2.       Bentuk Sosial Budaya
Bentuk sosial budaya artinya setiap kelompok sosial budaya mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok yang membedakannya dengan kelompok yang lain.
a.       Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis.
b.      Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan.
c.       Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang sama.
d.      Tipe kleompok sosial budaya berdasarkan keahlian professional.
3.       Cara Hidup Sosial Budaya
Artinya sikap,perbuatan, dan tujuan serta cara pencapainnya sudah dipolakan oleh organisasi kelompok dalam seperangkat tuntunan atau pedoman tertulis yang disebut Anggaran Dasar dan Kode Etik. Dalam ilmu sosial dan budaya dasar, kode etik merupakan pandangan hidup kelompok sosial yang bersangkutan.
4.       Tujuan Sosial Budaya
Setiap kelompok sosial budaya memounyai tujuan tertentu. Tujuan tersebut telah dtetapkan dalam anggaran dasar dan kode etik kelompok sosial budaya. Tujuan kelompok sosial dibedakan menjadi:
a.       Membentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan.
b.      Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga.
c.       Mewujudkan kesejahteraan bersama.
d.      Melayani kepentingan klien atau konsumen berdasarkan keahlian professional.

         Kebutuhan Manusia
1.       Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan material yang berguna bagi perkembangan raga, kelangsungan hidup, dan untuk bertahan hidup.
2.       Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang berguna bagi perkembangan jiwa, intelektual, kesenian, dan ketakwaan kepada Tuhan. Seperti pendidikan dan pelatian, hiburan, kesenian dan keagamaan.
3.       Kebutuhan biologis adalah kebutuhan yang berguna bagi pengembangan keluarga dan kelangsungan generasi.
4.       Pemenuhan kebutuhan apabila ketiga kebutuhan dapat dipenuhi melalui masyarakat, berlakulah bahwa manusia adalah makhluk sosial.

G.     Peranan, Status, Kepemimpinan, dan Kelompok
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan seseorang untuk mempengaruhi orang lain (yang dipimpin atau pengikut), sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.

H.     Struktur dan Sistem Sosial
1.       Struktur Sosial
         Pengertian
Secara khas, struktur sosial merupakan hubungan timbal balik antara posisi-posisi sosial dan antara peran-peran (Soekanto, 1993). Bisa juga struktur sosial berarti pola hubungan antara manusia dan kelompok manusia (Coleman).
Hendropuspito (1999) mendefinisikan bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai demi berfungsinya organisme masyrakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan masing-masing.
         Unsur –unsur Struktur Sosial
Pada dasarnya, struktur sosial merupakan jaringan dari unsur sosial yang pokok dalam masyarakat (Soekanto, 1993). Unsur meliputi:
1.    Kelompok-kelompok sosial
2.    Kebudayaan
3.    Lembaga sosial
4.    Stratifikasi sosial
5.    Kekuasaan dan wewenang
         Jenis-jenis Struktur Sosial
1.    Struktur kaku dan struktur luwes (tidak diubah)
2.    Struktur formal dan struktur informal (resmi berdasarkan hukum)
3.    Struktur homogen dan struktur heterogen (homogeny=pengaruh sama, heterogen=pengaruh dari luar)
4.    Struktur mekanis dan statistic (menuntut posisi yang sama dan fungsi yang berjalan baik)
5.    Struktur kewibawaan dan struktur kerja sama (mengemukakan pendapat)
6.    Struktur atas dan struktur bawah (struktur atas=golongan orang politik,struktur bawah=golongan tidak punya kekuasaan)
         Hubungan Struktur Sosial dengan Fungsi Sosial
Dalam kaitannya dengan truktur sosial terdapat hubungan yang tidak dapat dipisahkan antara fungsi sosial dengan struktur sosial.
2.       Sistem Sosial
Terbentuknya masyarakat sebagai suatu sistem sosial yang terdiri atas struktur sosial dan proses-proses sosial. Ikatan-ikatan tertentu untuk menanamkan masyarakat pada suatu kesatuan manusia, yaitu:
Ada ikatan adat-istiadat yang merupakan ciri khas kehidupannya dan berlangsung terus-menerus.
Adanya interaksi antarwarga masyarakat.
Adanya norma-norma atau hukum dan aturan-aturan tertentu yang mengatur seluruh pola perilaku warganya.
Sistem sosial adalah seluruh kegiatan yang berupa tindakan dan dilakukan oleh seseorang, baik sebagai kelompok maupun sebagai individu dalam melakukan interaksi antar sesamanya. Cirri-cirinya adalah:
a.       Adanya sejumlah orang yang tinggal dalam suatu daerah tertentu.
b.      Mempunyai hubungan yang tetap satu sama lain.
c.       Dari hubungan itu, mereka membentuk suatu sistem hubungan antar manusia.
d.      Mereka terlibat karena memiliki kepentingan  bersama.
e.      Memiliki tujuan bersama dan mengadakan kerja sama.
f.        Mengadakan ikatan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya.
g.       Memiliki perasaan solidaritas dan perasaan berbagi rasa.
h.      Mereka sadar bahwa di antara mereka, tergantung satu sama lain.
i.         Mereka dengan sendirinya membentuk norma-norma berdasarkan sistem yang tebentuk.
j.        Membentuk kebudayaan bersama berdasarkan unsur-unsur yang ada.
Terbentuknya suatu masyarakat dengan syarat:
a.       Seluruh anggota masyarakat merasa terikat karena memiliki soliaritas.
b.      Pengorbanan yang diberikan berupa pengendalian diri, menahan emosi, hawa nafsu, dan lain-lain yang dapat mewujudkan ketentraman dan keamanan demi kepentingan bersama.
3.       Unsur-unsur yang terkandung dalam masyarakat:
  Golongan sosial
  Kategori sosial
  Lapisan Sosial

  Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah suatu sistem sosial yang terdiri atas sejumlah orang yang saling berinteraksi satu sama lain dan terlihat dalam suatu kegiatan bersama. Kelompok sosial dibedakan menjadi:
1.   Masyarakat Paguyuban adalah kelompok sosial yang didasarkan pada ikatan batin anggota-anggotanya.
2.   Masyrakat Patembayan adalah kelompok sosial yang memiliki hubungan famili.
  Perbedaan antara kelompok (group) dan masyarakat (society)
1.   Kelompok adalah “perkumpulan orang-orang yang berinteraksi antara satu dengan lainnya dan mempunyai beberapa aktivitas bersama, minimal terdiri atas 3 orang individu.
2.   Masyarakat adalah “sekelompok orang, sekurang-kurangnya memiliki bersama kebudayaan yang jelas, menempati wilayah tertentu, mempunyai perasaan akan persatuan dan memandang diri mereka sebagai suatu kesatuan yang dapat dibedakan dari kesatuan lainnya.
  Proses-proses Sosial
Adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serrta bentuk-bentuk hubungan tersebut. Bentuk-bentuk proses sosial: - Sosialisasi
- Pengendalian Sosial
1.   Masyarakat Kota
Adalah mereka yang tinggal dikota, mata pencahariannya berwujud bekerja dipemerintahan, swasta, lebih mengutamakan perdagangan dan industri.
2.   Masyarakat Desa
Adalah penduduknya berbuat di bidang pertanian, perikanan, peternakan, atau gabungan dari semuanya.

I.    Hakikat Masyarakat dan Makna Manusia sebagai Makhluk Sosial
a.    Makna Individu
Individu berasal dari bahasa latin, yaitu individium yang artinya “yang tak terbagi”. Menurut Dr. A. Lysen, individu adalah manusia perseorangan. Individu sebagai makhluk sosial berarti indiviu yang sedang mengadakan hubungan dengan alam sekitarnya, khususnya masyarakat dalam hal ini dapat dikatakan manusia dengan sadar menghubungkan sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dengan inividu-individu lainnya sehingga terbentuk suatu kelompok yang besar.
b.    Makna Keluarga
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting dalam suatu masyarakat. Keluarga dalam bentuk yang murni adala suatu satu kesatuan sosial yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang sama di mana saja dalam satuan masyarakat.
Fungsi Keluarga menurut William F. Ogburn, yaitu:
1.    Fungsi Pelindung
2.    Fungsi Ekonomi
3.    Fungsi Pendidikan
4.    Fungsi Rekreasi
5.    Fungsi Agama
Sementara itu, Merstedf mengemukakan bahwa fungsi keluarga adalah:
1.    Mengatur dan menguasai impuls-impuls
2.    Menegakkan antar budaya
3.    Mewujudkan status
c.    Makna Masyarakat
Menurut Hasan Sadily berpendapat bahwa masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Syarat-syarat suatu masyarakat;
1.    Harus ada pengumpulan manusia dan harus banyak.
2.    Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lam dalam suatu daerah tertentu.
3.    Adanya aturan-aturan atau undang-undang.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia hidup bersama:
1.    Dorongan untuk mencari makan.
2.    Dorongan untuk mempertahankan diri.
3.    Dorongan untuk melangsungkan jenis.

J.    Fungsi dan Tugas Manusia sebagai Makhluk Sosial
a.    Fungsi Manusia dalam Masyarkat
Manusia di masyarakat berfungsi sebagai penyusun masyarakat itu sendiri. Kelompok yang terdiri atas manusia-manusia membentuk masyarakat. Dengan terdapatnya manusia di masyarakat, manusia itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri.
b.    Tugas Manusia dalam Masyarakat
Manusia di masyarakat bertugas sebagai pembentuk, pelaku, dan pemakai masyarakat itu sendiri.
c.    Masyarakat sebagai Wadah Pemanusiaan Individu
Dengan adanya masyarakat individu-individu akan menyadari bahwa dirinya memerlukan orang lain untuk menolongnya. Dengan hidup di masyrakat, individu akan menjadi manusia seutuhnya.
d.   Tugas Keluarga Membina Individu sebagai Makhluk Sosial
Keluarga bertugas menjadikan anak-anaknya sebagai wahana atau tempat pembentuk kepribadian individu. Keluarga juga bertugas untuk mentransfer kebudayaan yang ada di masyarakat untuk diberikan kepada keluarga.
e.   Individu sebagai Anggota Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu satuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang ditandai adanya kerja sama ekonomi.
f.    Inividu sebagai Anggota Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat-istiadat yang sama-sama ditaati dalam lingkungannya.

K.  Perubahan dan Stratifikasi Sosial
a.    Stratifikasi Sosial
Menurut Pitirim A. Sorokin (dalam Soekanto, 1989), stratifikasi sosial merupakan ciri yang tetap dan umum pada setiap masyarakat yang hidup teratur.
b.    Unsur-unsur dalam Stratifikasi Sosial
1.    Status atau kedudukan
-      Status yang diperoleh (Ascribed Status)
-      Status yang diraih (Achieved Status)
2.    Peran merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status.
c.    Terjadinya Stratifikasi Sosial dan Fungsinya
1.    Terjadinya stratifikasi sosial
-      Terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya
-      Terjadi karena bentukan untuk mencapai tujuan bersama.
2.    Fungsi stratifikasi sosial
-      Menjelaskan kedudukan seseorang pada tempat-tempatnya dalam masyarakat.
-      Terjadinya distribusi pengargaan
-      Terjadinya ketertiban dan penertiban sosial
-      Dasar-dasar stratifikasi sosial
Faktor-faktor yang membentuk ketidak samaan sosial:
1.       Ukuran kenyamanan
2.       Ukuran Kekuasaan
3.       Ukuran Kehormatan
4.       Ukuran Ilmu Pengetahuan
-          Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial
1.       Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
  Kelas Sosial Atas
  Kelas Sosial Menengah
  Kelas Sosial Bawah
2.       Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Sosial
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria sosial adalah pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan status sosialnya.
3.       Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Politik
Yaitu kelompok lapisan atas elite kekuasaan (disebut kelompok dominan atau menguasai) dan kelompok lapisan bawah atau yang dikuasai (disebut massa).
4.       Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Pekerjaan
Jenis pekerjaan dapat dipergunakan untuk membedakan lapisan-lapisan sosial dalam masyarakat.
5.       Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Kehormatan
Ukuran kehormatan terlepas dari pemilikan kekayaan maupun kekuasaan.
6.       Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Budaya Suku Bangsa.
Di Jawa terdapat pelapisan sosial, yaitu:
-          Golongan wong baku (cikal bakal)
-          Golongan kuli gondok (lindung)
-          Golongan mondok emplok
-          Golongan rangkepan
-          Golongan sinoman
Selain itu ada juga yang berdasarkan keturunan:
-          Golongan priyayi
-          Golongan wong cilik
7.       Pengaruh Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
a.       Terjadinya Hierarkhi dalam Berbagai Struktur Sosial
Karena dalam masyarakat terdapat berbagai struktur sosial, dalam setiap struktur pun akhirnya akan terdapat hierarkhi atau perjenjangan sosial
b.      Munculnya Lambang-lambang Status Sosial
Setiap lapisan sosial mempunyai kecendrungan berbeda dengan lapisan sosial yang lain. Oleh karena itu, kelompok-kelompok yang menduduki status tertentu sering menggunakan lambang-lambang tertentu yang warna dan bentuknya tidak sama antara yang satu dengan yang lain.
c.       Penindasan oleh Segmen-Segmen Besar dalam Masyarakat
Segolongan kelompok orang dalam suatu strata, jika dibandingkan dengan orang-orang dari kelompok strata-strata yang lain akan terlihat jelas perbedaan-perbedaan dalam soal hak, penghasilan, pembatasan, dan kewajiban






















MODUL V

MULTIKULTURALISME DAN KESEDERAJATAN

1.    Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
a.   Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi
Manusia memiliki seperangkat hak yang melekat pada hakikat keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia, hal ini disebut Hak Asasi Manusia.
Kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecahan, atau pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, bahasa, dan keyakinan politik.
Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja maupun tidak disengaja atau kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi, menghalangi, membatasi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak mendapatkan, atau dikhawatirkan tidak akan memperoleh penyelesaian hukum yang adil dan benar berdasarkan mekanisme hukum yang berlaku.
b.      Integrasi dan Disentegrasi
Setiap orang bebas memilih kewarnegaraannya, setiap orang berhak mencari suaka untuk memperoleh perlindungan politik dari Negara lain dan tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-hak yang bersumber dan melekat pada kewarnegaraannya serta wajib melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c.       Bhinneka Tunggal Ika sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi Keragaman Sosiokultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan hidupnya dalam bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural yang melekat pada bangsa itu sendri. Nilai-nilai kenegaraan itu terletak itu terletak pada sila-sila Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

2.   Manusia Beradab dalam Keragaman
a. Keragaman Budaya dan Peradaban
Yang membedakan manusia sebagai makhluk budaya ialah perwujudan budaya menurut keadaan ,waktu, dan tempat atau perwujudan budaya menurut keadaan, waktu dan tempat atau perwujudan budaya dengan menekankan dengan akal, perasaan dan kehendak sebagai kesatuan dan penekanan pada akal (rasio) saja.
Menurut pendapat Prof. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan budaya itu penekanannya pada akal atau mind, akan timbul peradaban yang berbeda, akal biasanya selalu dihubungkan dengan peradaban bukan kebudayaan.
Koentjaraningrat merumuskan kebudayaan sebagai keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakannya dengan belajar beserta keseluruhannya dari hasil budi dan kerjanya itu. Setiap bangsa yang ada didunia ini memiliki kebudayaan yang berbeda-beda sehingga menimbulkan kebudayaan dan peradaban yang beraneka ragam.
b.      Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban
1. Faktor Lingkungan
Kebudayaan Mahenjo Daro dan Harappa dan Kebudayaan Yunani.
2. Faktor Filsafat dan Peradaban
Peradaban menurut konsep Barat lebih ditekankan pada unsure akal (tingkat berpikir), sedangkan peradaban menurut konsep Timur lebih mengutamakan pada unsur perasaan (estetis).
3. Faktor Perekonomian
Adanya perbedaan peradaban antara Negara yang tingkat perekonomian tinggi dengan Negara yang masih berkembang.
c.       Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman
Sebagai manusia beradab, sikap kita terhadap kebudayaan yang beragam adalah mengikuti perkembangan kebudayaan di daerahnya dan apabila kebudayaan itu tidak sesuai dengan kita, tidak boleh menganggap remeh kebudayaan tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib mengormatinya.
d.      Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan Peradaban dan Hidup Beradab
Contoh problematika ini merupakan realitas empirik konflik di daerah yang mengancam integrasi bangsa di satu sisi dan memerlukan solusi konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain.
e.      Pengaruh Keragaman dan Globalisasi terhadap Pengembangan Kepribadian Masyarakat
Menghasilkan pengaruh positif dan negatif. Pengaruh positif yaitu IPTEKS dan pengaruh negatif adalah kebudayaan luar yang masuk secara langsung atau tidak dapat menggeser kebudayaan asli atau bahkan dapat menghilangkan budaya asli itu sendiri.

3.    Makna Keragaman dan Kesederajatan dalam Masyarakat
       Masyarakat Indonesia digolongkan sebagai masyarakat majemuk, yaitu suatu masyarakat Negara yang terdiri atas beberapa suku bangsa atau golongan sosial yang dipersatukan oleh kekuatan nasional.
       Kesamaan derajat warga Negara di dalam hukum dan di muka pemerintah pada pasal 27 ayat 1 menetapkan bahwa “segala warga Negara bersama-sama kedudukannya di dalam  hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.

4.       Unsur Keragaman dan Kesederajatan di Masyarakat Indonesia yang Meliputi :
Ø  Suku, Bangsa dan Ras
       Di daerah-daerah Indonesia yang tersebar luas terdiri atas sejumlah suku bangsa yang dikenal pula dengan masyarkat daerah. Walaupun mempunyai kebudayaan yang beragam, semua kebudayaan tersebut dapat disatukan dalam kebudaayn nasional yang dapat mempersatukan dan mepererat kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ø  Agama dan Keyakinan
Dilihat dari segi historis, suku bangsa Indonesia mempunyai toleransi yang besar terhadap agama atau kepercayaan yang lain. Contohnya agama Hindu, Buddha, Kristen dan Islam.
Ø  Ideologi dan Politik
Dalam kehidupan sosial politik aspirasi pemuda berkembang dan cenderung mengikuti pola infrastruktur politik yang hidup dan berkembang pada suatu periode tertentu. Keragaman dapat terjadi karena perbedaan ideologi yang disebabkan oleh perbedaan falsafah hidup yang banyak bepengaruh dalam proses sosialisasinya maupun dalam pembentukan konsepsi nalarnya.
Ø  Adat dan Kesopanan
Adat terbentuk dari kebiasaan-kebiasaan dalam masyarakat yang fungsinya mengikat masyarakat tersebut, sedangkan kesopanan berasal dari masyarakat itu sendiri yang dapat menilai baik dan buruknya sikap lahir dan tingkah laku manusia.
Ø  Kesenjangan Ekonomi
Pertambahan jumlah penduduk yang cepat dan belum meratanya pembangunan dan hasil-hasil pembangunan mengakibatkan makin bertambahnya penganggguran di kalangan pemuda serta terjadinya kesenjangan ekonomi. Semakin sedikit lowongan kerja yang terbuka, semakin besar juga kesenjangan ekonomi yang akan terjadi.
Ø  Kesenjangan Sosial
Perbedaan kondisi ekonomi pada kehidupan masyarakat dapt memicu terjadinya kesenjangan sosial. Aspek-aspek yang mendukung terjadinya pelapisan sosial seperti aspek fungsional (pembagian kerja kedudukan-kedudukan) dan aspek struktural (dasar pembentukan pelapisan sosial). Proses terjadinya pelapisan sosial ada dua, yaitu :
1.       Pelapisan sosial yang terjadi dengan sendirinya.
2.       Pelapisan sosial yang terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.

5.    Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragama, Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Negara Indonesia adalah Negara yang sangat kaya akan keanekaragaman. Hal ini dapat dilihat dari adanya keberagaman agama, bahasa, suku bangsa, budaya, adat istiadat, dan lain sebagainya. Pengaruh keragaman terhadap kehidupan beragama akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara lain satu agama dengan agama yang berbeda dapat saling menghargai dan menghormati, sedangkan dampak negatifnya antara lain mudah sekali terjadi ketegangan-ketegangan atau konflik apabila antara pemeluk agama yang satu dengan agama yang lain terjadi kesalahpahaman.

6.    Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
a.    Kesederajatan versus Diskriminasi
Kesederajatan artinya setiap orang sebgaai anggota masyarakat mempunyai hak dan kewajiban, baik terhadap masyarakat maupun pemerintah dan Negara.
b.    Diskriminatif sebagai Realitas yang Problematik
Dalam kehidupan masyarakat, ada sesuatu yang dihargai. Yaitu kekayaan, kekuasaan, ilmu pengetahuan, dan sebagainya. Hal itu merupakan awal terbentuknya pelapisan sosial yang dapat menimbulkan diskriminasi sosial. Mereka yang banyak memiliki sesuatu yang dihargai dianggap oleh masyarakat sebagai orang yang menduduki lapisan atas. Sebaliknya, mereka yang hanya sedikit memiliki atau bahkan sama sekali tidak memiliki sesuatu yang dihargai, dianggap oleh masyarakat sebagai orang-orang yang menempeli lapisan bawah.
c.     Persaingan, Tekanan atau Intimidasi dan Ketidakberdayaan sebagai Faktor Terjadinya Diskriminasi Sosial
Diskriminasi terjadi karena faktor persaingan, seperti persaingan dalam hal memperoleh pekerjaan. Sebab-sebab lain terjadinya diskriminasi antara lain:
v  Latar belakang sejarah
v  Dilatarbelakangi oleh perkembangan sosiokultural dan situasional
v  Bersumber dari faktor kepribadian
v  Berlatar belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama, prasangka yang berakar dari hal-hal tersebut di atas dapat dikatakan sebagai suatu prasangka yang bersifat universal.
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan cara:
v  Perbaikan kondisi sosial ekonomi
v  Perluasan kesempatan belajar
v  Sikap terbuka dan sikap langsung
v  Menghilangkan sikap etnosentrisme








MODUL VI

MORALITAS DAN HUKUM


A.      Nilai Sebagai sumber Budaya dan kebudayaan
1.       Pengertian Nilai, Etika, Moral, dan Hukum
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan kualitas, dan berguna bagi manusia. Nilai adalah prinsip umum tingkah laku abstrak yang ada dalam alam pikiran anggota-anggota kelompok yang merupakan komitmen yang positif dan standar untuk mempertimbangkan tindakan dan tujuan tertentu. Fungsi nilai adalah sebagai pedoman, pendorong tingkah laku manusia dalam hidup.
Etika (ethos) berasal dari baasa YUnani yang artinya adat kebiasaan. Etika dan moral dibedakan dari kaidah istilah dan ajarannya. Istilah etika digunakan untuk menyebut ilmu dan prinsip dasar penilaian baik buruknya peraku manusia atau berisi tentang kajian ilmiah terhadap ajaran moral tersebut, yaitu untuk memberi landasan kritis tentang mengapa orang dituntut untuk tidak melanggar aturan-aturan masyarakat, seperti tidak mencuri, bersaksi palsu, dan sebagainya, sedangkan istilah moral digunakan untuk menunjuk aturan dan norma yang lebih konkret bagi penilaian baik-buruknya perilaku manusia.
Pengertian norma merupakan kaidah atau aturan-aturan yang berisi petunjuk tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia dan bersifat mengikat. Norma dalam kehidupan:
a.       Norma Agama : -      Berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
-          Tercantum dalam kitab suci setiap agama
-          Pelanggaran terhadap norma agama merupakan dosa
-          Agar setiap orang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya
-          Agar tercipta masyarakat yang agamis, tertib, tentram, rukun, damai dan sejahtera.
b.      Norma Masyarakat/sosial :
-          Bersumber dari masyarakat sendiri
-          Pelanggaran atas norma sosial berakibat pengucilan dari masyarakat
-          Tujuan norma sosial supaya tercipta masyarakat yang saling menghormati dan saling menghargai
c.       Norma Kesusilaan :
-          Berasal dari setiap manusia
-          Pelanggaran dari norma ini berakibat penyesalan
-          Dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya setiap individu berusaha agar setiap sikap, ucapan dan perilakunya selalu dijiwai oleh nilai-nilai atau norma agama, kesopanan dan hukum.
d.      Norma Hukum :
-          Berasal dari Negara
-          Pelanggran atas norma ini berakibat hukuman sesuai dengan peraturan
-          Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan memicu berbagai kerusuhan dan perbuatan amoral yang tidak bertanggung jawab

2.       Ciri-ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a.       Nilai itu suatu realitas abstrak dan ada dalam kehidupan manusia misalnya kejujuran.
b.      Nilai memiliki sifat normatif, artinya nilai mengandung harapan cita-cita, dan suatu keharusan sehingga nilai memiliki sifat ideal.
c.       Niali berfungsi sebagai daya dorong atau motivator dan manusia adalah pendukung nilai.
3.       Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan dalam tiga macam, yaitu:
a.       Nilai logika adalah nilai benar atau salah
b.      Nilai estetika adalah nilai indah tidak indah
c.       Nilai etika/moral adalah nilai naik buruk
Notonegoro (dalam Kaelan, 2000) menyebutkan adanya 3 macam nilai:
a.       Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b.      Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan kegitan atau aktivitas.
c.       Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia
Nilai kerohanian meliputi:
a.       Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi, cipta) manusia.
b.      Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada unsure perasaan (emotion) manusia.
c.       Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsure kehendak (karsa, Will) manusia.
4.   Proses Terbentuknya Nilai, Etika, Moral, Norma, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara
Proses terbentuknya nilai, etika, moral, norma, dan hukum merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan untuk berbuat baik, suatu disposisi batin unuk berbuat baik yang tertanam karena dilatihkan, suatu kesiap sediaan untuk bertindak secara baik, dan kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup secara benar.
Salah satu mekanisme yang dapat membentuk jati diri yang berkualitas adalah keutamaan moral yang mencakup nilai, norma, dan etika.
5.   Dialektika Hukum dan Moral dalam Masyarakat dan Negara
Hukum dapat dikatakan adil atau tidak tergantung dari wilayah penilaian moral. Hukum disebut adil bila secara moral memang adil.
Aturan hidup bersama yang dijadikan norma hukum, bilai dan etika dalam masyarakat dijelaskan dengan melihat hubungan antara hukum itu sendiri dengan moralitas. Hubungan tersebut berupa hukum yang terkandung norma-norma moral, artinya bahwa hukum merupakan ungkapan moralitas sosial masyarakat tertentu yang pelasanaannya dapat dituntut dan pelanggarannya mendapatkan sanksi.
6.   Perwujudan Nilai, Etika, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat dan Negara
Perwujudan nilai-nilai, etika, moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa saja diterapkan sebagai hukum jika norma moral yang terkandung di dalamnya bersifat universal. Etika, moral, norma , dan nilai sering menjadi tuntunan dalam kehidupan masyarakat supaya kita dapat bertingkah laku dengan baik.
7.   Nilai di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Kualitas primer, yaitu kualitas dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama seperti kebutuhan primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder merupakan kualitas yang ditangkap oleh panca indra seperti warna, rasa, bau, dan sebagainya, jadi kualitas sekunder sperti halnya kualitas sampingan yang memberikan nilai lebih terhadap sesuatu yang dijadikan objek penilaian kualitasnya.


8.   Tuntunan dan Sanksi Moral,  Norma, Hukum dalam Masyarakat Bernegara
Etika keutamaan biasanya dikontraskan dengan etika kewajban atau etika peraturan. Dalam etika kewajiban, tekanan diberikan kepada prinsip-prinsip yang mendasari tindakan manusia.
                Bagi penganut paham etika keutamaan, etika kewajiban cenderung jatuh pada kualitas yang minimalis, artinya asal sudah melakukan kewajban maka sudah berpuas diri, asal sudah memenuhi aturan maka sudah merasa menjalankan kebaikan.
9.   Keadilan, Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai Wujud Masyarakat Bermoral dan Menaati Hukum
Aristoteles memberikan contoh keutamaan moral, yaitu:
a.    Keberanian, yaitu orang dihindarkan dari sifat nekat dan pengecut.
b.    Ugaari (prinsip secukupnya, kesederhanaan, empan papan ), yaitu orang dihindarkan dari kelaparan dan kekenyangan.
c.     Keadilan.
10.   Nilai Moral sebagai Sumber Budaya dan Kebudayaan
  Ciri utama suatu masyarakat manusia adalah suatu kebudayan sebagai asil berbagai karya, rasa, dan cipta manusia selaku makhluk berakal baik untuk melindungi dirinya sendiri dari keganasan alam maupun dalam rangkaian menaklukannya ataupun untuk menyelenggarakan hubungan hidup bermasyarakat secara tertib dan utuh.

1)   Nilai Moral sebagai Sumber Budaya
Ada dua jenis sumber etika atau moral, yaitu dari Tuhan Yang Maha Esa (etika atau moral kodrat) dan dari manusia (etika atau moral budaya). Kebudayaan paling sedikit memiliki tiga wujud, yaitu:
1.       Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
2.       Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia disebut sistem sosial.
3.       Benda hasil karya manusia. 
        Budaya bersifat relatif artinya ada yang mendukung dan ada yang tidak mendukung, sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya atau tradisi tersebut ada yang baik dan ada yang buruk.

2)      Nilai Moral sebagai Rujukan Nilai Budaya
   Etika adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat. Etika dalam arti ini disebut sistem nilai budaya. Sistem nilai budaya merupakan gambaran perilaku baik, benar, dan bermanfaat yang terdapat dalam pikiran.

3)      Nilai Moral sebagai Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa
                Nilai moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah norma yang berisi cara bagaimana berbuat baik.

4)      Nilai Moral sebagai Hasil Penilaian
                Kebudayaan dalam kaitannya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban, dan pengelolaan nilai-nilai insani, tercakup dalam usaha memanusiakan diri dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.

5)      Nilai Moral sebagai Nilai Objektif dan Nilai Subjektif Bangsa
                Sistem nilai mengandung tiga unsur, yaitu norma moral sebagai acuan perilaku, keberlakuan norma moral hasilnya perbuatan baik, dan nilai-nilai sebagai produk perbuatan berdasarkan norma moral.

6)      Nilai Moral sebagai Kebudayaan dan Peradaban sebagai Nilai Masyarakat
                Menilai artinya memberi pertimbangan bahwa sesuatu itu bermanfaat atau tidak, baik atau buruk, dan benar atau salah. Hasil penilaian tersebut disebut nilai. Hasil karya manusia memiliki nilai estetika, sedangkan adat tata kelakuan dan sistem sosial memiliki nilai etika.
                Sistem niali ini adalah produk budaya hasil pengalaman hidup yang berlangsung terus-menerus, terbiasa yang akhirnya disepakati bersama sebagai pedoman hidup mereka, dan sebagai identitas kelompok masyarakat.

B.      Problematika Pembinaan Nilai Moral
1.       Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
        Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral anak. Hal ini karena dalam keluargalah, pendidikan pertama dan utama anak sebelum memasuki dunia pendidikan dan masyarakat.
2.       Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
     Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita dalam hal moralnya.
3.       Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
    Figur otoritas harus memberi contoh yang baik bagi masyarakat, khususnya bagi generasi muda. Pengaruh figur  otoritas terhadap perkembangan nilai moral individu sangat besar pengaruhnya
4.       Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai Moral
    Pengaruh media telekomunikasi akhir-akhir ini memang cukup memprihatinkan di kalangan generasi muda. Sarana telekomunikasi seperti telepon genggam berkamera disalahgunakan untuk merekam adengan-adegan yang tidak pantas dan disebarkan didunia maya.
        Penyalahgunaan sarana telekomunikasi yang seharusnya digunakan sesuai fungsinya ini cukup mempengaruhi sikap dan perilaku generasi muda kita.
5.       Manusia dan Hukum
        Dalam hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari hukum. Setiap sikap dan perilakunya termasuk tutur kata senantiasa diawasi dan dikontrol oleh hukum yang berlaku. Kehidupn manusia sehari-hari berjalan sesuai dengan hukum yang berlaku. Bagi manusia yang mematuhi hukum akan selamat, sedangkan bagi mansia yang tidak mematuhi hukum akan mendapat sanksi atau hukuman.

0 Response to "MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL"

Post a Comment

SITEMAP

Contak Us