SARANA BERFIKIR ILMIAH



BAB I
SARANA BERFIKIR ILMIAH

A. Sarana Berfikir Ilmiah
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam bebagai langkah. Sarana ilmiah bukan merupakan ilmu yang dalam pengertian bahwa sarana ilmiah merupakan kumpulan pengetahuan yang didapatkan berdasarkan metode ilmiah. Untuk dapat melakukan kegiatan berfikir ilmiah dengan baik maka diperlukan sarana yang berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
B. Bahasa
Bahasa mengkomunikasikan tiga hal, buah pikiran, perasaan dan sikap bahasa sebenarnya merupakan serangkaian bunyi dan juga lambang. Dengan ini manusia memberi arti dalam dunia simbolik yang diwujudkan dengan kata-kata. Tetapi bahasa juga mempunyai beberapa kekurangan, yang pada hakikatnya terletak pada bahasa yang bersifat multifungsi. Yakni sebagai sarana komunikasi emotif, afektif dan simbolik.
C. Matematika
Matematika adalah sarana berfikir deduktif yang mana proses pengambilan kesimpulan didasarkan pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan. Sebagai sarana ilmiah maka matematika adalah konsistensi dari berbagai definisi dan aturan permainan lainnya.
D.  Statistika
Statistika adalah sarana berfikir induktif yang mana proses pengambilan kesimpulan belum tentu benar, meskipun premis-premisnya adalah benar. Dapat kita katakan bahwa kesimpulan itu mempunyai peluang untuk benar. Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan untuk menghitung tingkat peluang dengan eksak.
E. Kesimpulan
Sarana berfikir ilmiah merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah dalam bebagai langkah.
 Bahasa mengkomunikasikan tiga hal, buah pikiran, perasaan dan sikap bahasa sebenarnya merupakan serangkaian bunyi dan juga lambang.
Matematika adalah sarana berfikir deduktif yang mana proses pengambilan kesimpulan didasarkan pada premis-premis yang kebenarannya telah ditentukan.
Statistika adalah sarana berfikir induktif yang mana proses pengambilan kesimpulan belum tentu benar, meskipun premis-premisnya adalah benar.







                                                                                                                         1

BAB II
AKSIOLOGI : NILAI KEGUNAAN ILMU

Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material (Koento, 2003: 13).
Scheleer dan Langeveld (Wiramihardja, 2006: 155-157) memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral. Adapun Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika.

A.  Ilmu dan Moral
Ilmu bukan lagi sarana yang membantu manusia mencapai tujuan hidupnya. Namun juga menciptakan tujuan hidup itu sendiri. Dihadapkan dengan masalah moral para ilmuwan terbagi dalam 2 golongan. Golongan Pertama menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai-nilai baik secara ontologis maupun aksiologis. Golongan kedua berpendapat bahwa netralitas ilmu terhadap nilai-nilai hanyalah terbatas pada metafisik keilmuan. Maka kegiatan keilmuan harus berlandaskan asas-asas moral.
B. Tanggung Jawab Sosial Ilmuwan
Ilmu merupakan hasil karya perseorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Jelaslah kiranya bahwa seorang ilmuwan mempunyai tanggung jawab. Bukan saja karena warga masyarakat namun karena dia mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat. Fungsinya tidak berhenti pada penelaahan dan keilmuan secara individual namun juga ikut bertanggung jawab agar produk keilmuwan sampai dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.
C. Nuklir dan Pilihan Moral
Seorang ilmuwan secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang mempergunakan adalah bangsanya sendiri. Pengetahuan pada dasarnya ditujukan untuk kemaslahatan kemanusiaan. Masalahnya adalah sekiranya seorang ilmuwan menemukan sesuatu yang menurut dia berbahaya bagi kemanusiaan maka apakah yang harus dia lakukan?
D. Kesimpulan
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material.
Ilmu bukan hanya membantu tujuan hidup manusia tetapi juga menciptakan tujuan hidup itu se
ndiri.Ada 2 golongan masalah moral para ilmuan pertama : ilmu harus bersifat netral terhadap nilai – nilai. Kedua netralitas ilmu terbatas terhadap nilai.
Seorang ilmuan mempunyai tanggungjawab tidak hanya karena sebagai warga tetapi juga mempunyai fungsi tertentu dalam kelangsungan hidup bermasyarakat.
Seorang ilmuan secara moral tidak akan membiarkan hasil penemuannya dipergunakan untuk menindas bangsa lain meskipun yang mempergunakan adalah bangsanya sendiri.
2

BAB III
ILMU DAN KEBUDAYAAN

Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
A. Manusia dan Kebudayaan
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Allport, Vevnon dan Lindzey (1951) mengidentifikasikan 6 nilai dasar dalam kebudayaan yakni nlilai teori, ekonomi, estitika, sosial, politik dan agama. Untuk menentukan nilai-nilai kita harus memperhatikan tujuan dan strategi pembangunan nasional dan Pengembangan kebudayaan nasional diarahkan terwujudnya suatu peradaban yang mencerminkan aspirasi dan cita-cita bangsa Indonesia. nilai agama berfungsi sebagai sumber moral bagi segenap kegiatan. Sebab kalau tidak maka hal ini bukanlah proses pembudayaan melainkan dekadensi peruntuhan peradaban.
B. Ilmu dan Pengembangan Kebudayaan Nasional
Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai peranan ganda. Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
Kita menyadari bahwa keadaan masyarakat kita sekarang masih jauh dari tahap masyarakat yang berorientasi pada ilmu. Memperhatikan keadaan seperti ini maka diperlukan langkah-langkah yang sistematik untuk meningkatkan peranan dan kegiatan keilmuwan yang mengandung beberapa pemikiranpokok,yaitu:
- Ilmu merupakan salah satu cara dalam menemukan kebenaran dan juga merupakan bagian dari      kebudayaan.
-pendidikan keilmuan harus dikaitkan dengan pendidikan moral.
C. Dua Pola Kebudayaan
Terdapat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, namun perbedaan ini hanyalah bersifat teknis yang tidak menjurus pada perbedaan yang fundamental. Perbedaan tersebut tidaklah mengubah apa yang menjadi tujuan penelaahan ilmiah. Dalam soal pengukuran yang menjadi dasar bagi suatu analisis kuantitatif maka ilmu-ilmu sosial menghadapi dua masalah, yaitu, sukarnya melakukan pengukuran dan banyaknya variabel yang mempengaruhi tingkah laku manusia. Sekiranya kita menginginkan kemajuan dalam bidang keilmuan, pembangkitan jurusan berdasarkan pasti – alam dan sosial – budaya harus dihilangkan.




3

D. Kesimpulan
Ilmu (atau ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Menurut Allport, Vevnon dan Lindzey  mengidentifikasikan 6 nilai dasar dalam kebudayaan yakni nlilai teori, ekonomi, estitika, sosial, politik dan agama.
Dalam rangka pengembangan kebudayaan nasional ilmu mempunyai peranan ganda. Pertama, ilmu merupakan sumber nilai yang mendukung terselenggaranya pengembangan kebudayaan nasional. Kedua, ilmu merupakan sumber nilai yang mengisi pembentukan watak suatu bangsa.
Terdapat perbedaan antara ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial, namun perbedaan ini hanyalah bersifat teknis yang tidak menjurus pada perbedaan yang fundamental.


















4

KATA  PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan tugas ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Tugas ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru / dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.
Semoga tugas ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.
wssalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh




Penulis






i

D A F T A R    I S I

KATA PENGANTAR                                          ………………………………………………                        i
 DAFTAR ISI                                                     ………………………………………………                       ii
BAB I  SARANA BERFIKIR ILMIAH
A.      SARANA BERFIKIR ILMIAH                  ………………………………………………                       1
B.      BAHASA                                               .………………………………………………                      1
C.      MATEMATIKA                                     ………………………………………………                       1
D.     STATISTIKA                                          ………………………………………………                       1
E.      KESIMPULAN                                       ………………………………………………                       1

BAB II AKSIOLOGI : NILAI KEGUNAAN ILMU
A.      ILMU DAN MORAL                              ………………………………………………                       2
B.      TANGGUNGJAWAB SOSIAL ILMUAN   ……………………………………………….                      2
C.      NUKLIR DAN PILIHAN MORAL                        ………………………………………………                       2
D.     KESIMPULAN                                       ………………………………………………                       2

BAB III ILMU DAN KEBUDAYAAN
A.      MANUSIA DAN KEBUDAYAAN             ………………………………………………                       3         
B.      ILMU DAN PENGEMBANGAN
KEBUDAYAAN NASIONAL                    ..................…………………...........                        3

C.      DUA POLA KEBUDAYAAN                    ……………………………………………..                       3
D.     KESIMPULAN                                       ................................................                        4

ii

TUGAS RESUME
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA



STAI copy
 
















Oleh :


BAMBANG ROYANI



SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) NATUNA
JURUSAN EKONOMI ISLAM
                                                SEMESTER IID     


;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
Aksiologi ilmu terdiri dari nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran atau kenyataan sebagaimana dijumpai dalam kehidupan, yang menjelajahi berbagai kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan simbolik atau pun fisik material (Koento, 2003: 13).
Scheleer dan Langeveld (Wiramihardja, 2006: 155-157) memberikan definisi tentang aksiologi sebagai berikut. Scheleer mengontraskan aksiologi dengan praxeology, yaitu suatu teori dasar tentang tindakan tetapi lebih sering dikontraskan dengan deontology, yaitu suatu teori mengenai tindakan baik secara moral. Adapun Langeveld memberikan pendapat bahwa aksiologi terdiri atas dua hal utama, yaitu etika dan estetika. Etika merupakan bagian filsafat nilai dan penilaian yang membicarakan perilaku orang, sedangkan estetika adalah bagian filsafat tentang nilai dan penilaian yang memandang karya manusia dari sudut indah dan jelek.
Nilai kegunaan ilmu
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika dimana makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan suatu kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah laku, atau yang lainnaya.
Merupakan kenyataan yang tidak dapat dipungkiri bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu dan teknologi, sain dan teknologi dikembangkan untuk memudahkan hidup manusia agar lebih mudah dan nyaman. Peradaban manusia berkembang sejalan dengan perkembangan sain dan teknologi karena itu kita tidak bisa dipungkiri peradaban manusia berhutang budi pada sains dan teknologi. Berkat sain dan teknologi pemenuhan kebutuhan manusia bisa dilakukan dengan lebih cepat dan mudah. Perkembangan ini baik dibidang kesehatan, pengangkutan, pemukiman, pendidikan dan komunikasi telah mempermudah kehidupan manusia.
Sejak dalam tahap- tahap pertama ilmu sudah dikaitkan dengan tujuan perang, disamping lain ilmu sering dikaitkan dengan faktor kemanusiaan, dimana bukan lagi tekhnologi yang berkembang seiring dengan perkembangan dan kebutuhan manusia, namun sebaliknya manusialah yang akhirnya yang harus menyesuaikan diri dengan teknologi. Menghadapi kenyataan ini ilmu yang pada hakikatnya mempelajari alam sebagai mana adanya mulai mempertanyakan hal yang bersifat seharusnya, untuk apa sebenarnya ilmu itu harus digunakan? Dimana batasnya? Kearah mana ilmu akan berkembang?
Dihadapkan dengan masalah moral dalam menghadapi ekses ilmu dan tekhnologi yang bersifat merusak ini para ilmuan terbagi kedalam golongan pendapat yaitu golongan pertama yang menginginkan bahwa ilmu harus bersifat netral terhadap nilai- nilai baik itu secara ontologis maupun aksiologi. Sebaliknya golongan kedua bahwa netralisasi terhadap nilai- nilai hanyalah terbatas pada metavisis keilmuan sedangkan dalam penggunaanya ilmu berlandaskan pada moral.golongan kedua mendasarkan pendapatnya pada beberapa hal yakni:
 Ilmu secara factual telah dipergunakan secara destruktif oleh manusia yang telah dibuktikan dengan adanya dua perang dunia yang mempergunakan tekhnologi- tehnologi keilmuan.
 Ilmu telah berkembang pesat dan makin eksetoris sehingga ilmuan telah mengetahui apa yang mungkin terjadi apabila adanya penyalahgunaan.
 Ilmu dapat mengubah manusia dan kemanusiaan yang paling hakiki seperti pada kasus revolusi genetika dan tehnik perubahan social.
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

0 Response to "SARANA BERFIKIR ILMIAH"

Post a Comment

SITEMAP

Contak Us