LINGKUNGAN UMUM PERUSAHAAN



BAB I
PENDAHULUAN

Lingkungan umum (general) sering juga disebut Lingkungan Makro. Elemenl elemen yang ada dalam lingkungan ini memberikan pengaruh yang tidak langsung pada perusahaan. Walaupun tidak langsung, namun, dalam jangka panjang, trail maupun perubahan-perubahan yang terjadi pada elemen lingkungan ini dapat merijadi panduan bagi perusahaan untuk mendapatkan peluang dan mengantisipasi peluang| Jadi para pemikir strategis dan manajer harus memerhatikan apa perkembangan^ perkembangan yang terjadi pada elemen lingkungan umum ini. Elemen-elemen yang biasanya diperhatikan dari lingkungan umum adalah:
1.    Kekuatan Perekonomian (economic forces); berbagai menentukan pertukaran uang,i material, energi, dan Iain-lain. Indikator-indikator ekonomimakro, seperti PDB, |T inflasi, suku bunga sangat berperan di sini.
2     Kekuatan teknologi (technological forces); berbagai perfomTkngan perangkat dlrtj sistem teknologi yang memengaruhi operasi perusahaan, atau operasi industri tertentu. Misalnya, teknologi mobile phone untuk operasi industri perbankan (se-ff perti misalnya SMS banking),
3.                            Kekuatan hukum dan politik (Political-legal forces); aspek-aspek hukum, dan politikj (seperti misalnya perumusan perundang-undangan).
4.                            Kekuatan Sosiokultural, yang terkait dengan nilai-nilai (values), moral atau kebia-1
saan dari masyarakat.
Bagian berikut mencoba membahas lebih rinci bagaimana elemen-elemen lingungan eksternal ini memengaruhi perusahaan atau industri di mana perusahaan tersebut berada.




B  A B  I  I
P  E  M  B  A  H  A  S  A  N

A.         ELEMEN PEREKONOMIAN
Perekonomian berkaitan dengan bagaimana ofarig atau bangsa memproduksi mendistribusikan, dari mengonsumsi berbagai barang dan jasa. Kita perlu memerha­tikan scjauh mana perekonomian dapat memengaruhi organisasi dari segi upah tenagaj kerja, infiasi, pcrpajakan, pengangguran, dan harga barang dikelola. Bagus tidaknya perekonomian di sebuah negara (biasanya diukur lewat Produk Domestik Bruto-PDB), memengaruhi daya beli dan permintaan masyarakat atas produkrproduk perusahaan. Paling tidaK. mi akan memengaruhi kebiiakan harga perusahaan. Di Indonesia misalnya, I perekonomian nasional pernah mendapatkan pukulan yang berat di tahun 1997-1998. Saat itu nilai tukar rupiah atas uang asing terutama Dollar AS sangat rendah. Ekonomi mengalami krisis dan pertumbuhannya sangat rendah. Masyarakat.banyak yang kehilangan mata pencaharian karena perusahaan-perusahaan memberhentikan karyawannya (PHK). Pada 2008 akhir, Indonesia kembali mengalami krisis sebagai imbas terjadinya kriris global, terutama di Amerika Serikat.
Sebagai contoh, misalnya perusahaan kita adalah perusahaan properti yang membangun perumahan. Maka, segala sesuatu yang terkait dengan inflasi misalnya, akan sangat memengaruhi keputusan strategis kita. Kalau inflasi meningkat yang artinya harga-harga secara_keseluruhan naik di pasaran, maka kemampuan dari pembeli atau calon pembeli rumah yang mengandalkan pinjaman, tentu akan terpengaruh. Inflasi juga akan memengaruhi tingkat suku bunga pada akhirnya. Selain berdampak pada biaya operasi, ini juga jelas langsung berdampak pada suku bunga dan bunga yang ditanggung oleh peminjam kredit pemilikan rumah.
Contoh lain, misalnya bisnjs kita adalah bisnis manufaktur suku cadang mobil. Kalau bahan baku untuk produksi kita sebagian masih berasal dari luar negeri, mau tidak mau urusan tingkat nilai tukar rupiah terhadap dolar harus jadi perhatian. Dan ini, ada kaitannya dengan situasi perekonomian makro. Pergerakan-pergerakan semacam ini harus kita pantau agar kita tidak salah mengambil keputusan jangka panjang.
Kedua contoh di atas menunjukkan bahwa informasi-informasi ini, apakah itu berupa laporan resmi pemerintah atau pemberitaan tentang situasi makro, patut diikuti oleh pengambil keputusan strategis perusahaan.
C.  Politik dan Legal
Situasi politik, perpoliitikan, dan masalah legal sangat terkait dengan keberlangsungan perusahaan untuk jangka panjang. Dalam pengertian langsng, kita bisa melihat bahwa aspek legal/hukum memang dikeluarkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat/ Daerah bersama-sama dengan pemerintah. Berbicara wakil rakyat, mereka adalah anggota dari satu partai politik tertentu. Mengeluarkan berbagai peraturan bersama pemerintah adalah bagian dari pekerjaan dewan ini. Nah, di sinilah letak keterkaitannya dengan dunia usaha. Hasil keputusannya itu akan memberikan dampak atas rencana strategis perusahaan.
Pertama : Dalam arti situasi yang kondusif atau tidak bagi kalangan usaha. Situasi perpolitikan yang kondusif memberikan kenyamanan bagi para organisasi (dalam hal ini pelaku usaha). Untuk membuat perencanaan, untuk bermitra dengan berbagai pihak (tcrutama pihak asing yang sangait perhatian tentang hal ini). Urusan administrasi pemerintahan daerah, seperti kecbijakan Otonomi Daerah, memberikan pengaruh atas kelancaran dan kenyamanan berinvestasi maupun berusaha di sebuah daerah.
Di sisi lain, peraturan tertentu dari pemerintah dapat membuat perusahaan kelabakan. Kadang-kadang memang ada praktik-praktik dalam bisnis yang tidak baik, tapi selalu berjalan dari waktu ke waktu. Ketika di saat tertentu pemerintah mengeluarkan aturan dan menjalankannya dengan ketat, para pelaku perusahaan yang tidak siap kesulitan untuk mengantisipasi. llustrasi pada BOX 3.3 menggambarkan hal ini. Industri perkayuan olahan di Indonesia, banyak yang berjalan dengan model bisnis yang tidak menjalankan aturan, terutama yang terkait dengan praktik pembelian bahan baku. Bahan baku, seharusnya dibeli dengan proses yang benar, yaitu hanya membeli kayu yang telah memiliki dokumentasi legal.(terkait dengan izin penebangan, dan jenis serta karakter kayu). Memang, hal tersebut akan menyebabkan tambahan biaya pada pelaku bisnis. Apalagi, praktiknya, banyak sekali kayu-kayu yang tidak berdokumentasi legal ditawarkan oleh para pemasok, yang biayanya lebih murah dari kayu yang berdokumen legal. Sekali pemerintah menjalankannya dengan ketat, banyak industri kayu olahan yang bertumbangan karena sulit mendapatkan bahan baku. Atau, kalaupun memperolehnya, harganya sudah di atas anggaran yang bisa membuat mereka  untung.
Dengan kondisi seperti pembahasan di atas, tidak mengherankan lobbying, keterampilan bernegosiasi, dan berharap keputusan legal dari pemerintah atau legislatif menguntungkan pengusaha menjadi bagian penting dari aktivitas bisnis. Tentu saja, di sini kita membicarakan lobbying yang memenuhi etika-etika bisnis yang tepat.
D. Elemen Lingkungan Alam Sekitar
Untuk elemen lingkungan ini, ada dua sudut pandang. Pertama, bila perusahaan itu memiliki keterkaitan erat dengan sumber daya alam, misalnya bahan bakunya masih hanyak tergantung pada sumber daya alam. Perusahaan mana saja yang menggunakan papan kayu sebagai bahan baku, pastilah pasokannya sangat dipengaruhi oleh kondisi alam. Di bulan-bulan tertentu, pasokan bahan baku akan sulit karena musim panas. Bila musim panas, kayu gelondongan (log) yang lokasi, penebangannya di tengah hutan sulit untuk dibawa ke lokasi penggergajian papan. Sungai-sungai yang biasanya dimanfaatkan ketinggian airnya tidak memadai. Waktu-waktu seperti ini, biasanya perusahaan yang berbasis kayu akan menyesuaikan produksinya dengan permintaan pasar. kedua,yang masih ada kaitannya dengan peraturan dari pemerintah, yakni soal kepatuhan untuk "ramah lingkungan". Selain karena harus tunduk pada peraturan pemerintah (elemen lingkungan politik), perusahaan-perusahaan melakukap operasi yang ramah lingkungan karena tuntutan pasar. Untuk produk-produk tertentu dengan pasar ekspor ke negara tertentu, sudah banyak yang mensyaratkan adanya seritifikasi ramah lingkungan ini. Artinya, ada kaitannya juga dengan aspek konsumen yang pada akhirnya akan memengaruhi aspek pendapatan perusahaan. Ketiga :Beroperasi dengan ramah lingkungan sebenarnya memang sudah kewajiban perusabaan karena mempengaruhi lingkungan tempat beroperasinya perusahaan Misalnya, sebuah pabrik yang limbah cairnya mengganggu kesehatan masyarakat lingkungan pabrik, pada saatnya akan mendapatkan protes dari masyarakat tersebut. Bila perusahaan mengabaikannya bukan tidak mungkin skala keluhan itu meningkat dari sekadar protes terhadap pemboikotan atau perusakan pabrik. Hal-hal seperti info harus menjadi pertimbangan oleh manajer pengelola organisasi.
Pada akhir 2007, isu tentang lingkungan ini semakin menghebat karena berbagai dampak buruk perubahan lingkungan yang terjadi di berbagai belahan dunia semakin nyata. Organisasi yang mapan dan skala operasinya sering bersinggungan dengan lingkungan alam sekitar kini sudah banyak yang memiliki departemen seridiri-biasa disebut Health & Environment Department- yang tugasnya khusus menangani masalah lingkungan. Artinya, usaha untuk ramah lingkungan tidak dilakukan sekadarnya saja atau, sambil lewat aja. Bila perlu perusahaan-perusahaan seperti ini tidak segan untuk investasi dalam teknologi yang terkait dengan pengelolaan lingkungan.
E.  Elemen Lingkungan Demografi
Kekuatan elemen lingkungan ini juga memberikan pengaruh yang tidak langsung
pada organisasi. Demografi adalah segala sesuatu yang terkait dengan kependudukan.
Tentang jumlah penduduk, gender, distribusinya, ras yang ada, tingkat pendidikan
dan sebagainya. Kekuatan ini berdampak tidak langsung kepada perusahaan ditinjau dari
dua hal. Pertama, dari tinjauan bahwa perubahan-perubahan demografi akhirnya akan
membuat masyarakat sebagai konsumen berubah pula pola dan tingkah laku mereka
dalam membeli produk dan jasa organisasi. Yang kedua ditinjau dari harapan-harapan
karyawan yang bekerja di organisasi. Misalnya kini lebih banyak wanita yang ingin
b
erpendidikan tinggi. Mereka lulus menjadi sarjana dan ingin berkarier di organisasi.
Organis dituntut siap dengan berbagai kondisi yang mungkin akan tercipta dengan
adanya karyawan wanita. Bagaimana kebijakan kepersonaliaan untuk mereka? Apakah
disamakan dengan kolega mereka yang pria? Misalnya, apakah tu
njangan kesehatan
yang diterima oleh wanita sama besar dengan tunjangan untuk pria?
F. Elemen Lingkungan Teknologi
Ilmu dan pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Ini membuat teknologi (kumpulan pengetahuan yang kita gunakan untuk melakukan sesuatu) juga berkembang pesat. Penemuan demi penemuan teknologi baru terjadi dari waktu ke waktu dengan kecepatan yang tinggi (terutama, teknologi informasi). Ini memengaruhi organisasi dan lingkungannya. Pada bagaimana kita merancang dan mengembangkan produk, memproduksinya, mendistribusikan barang, memasarkannya, melayani pelanggan, dan seterusnya. Misalnya, perusahaan ritel modern memanfaatkan perangkat teknologi POS (point of sales), agar para pelanggannya tidak menunggu terlalu lama saat antri di kasir. Perguruan tinggi-perguruan tinggi, sengaja rnenempatkan layar TV flat di ruang tunggunya, memudahkan dan memberikan citra yang lebih baik kepada parapengunjung.
Dari segi organisasi, ada dua hal yang bisa kita lihat pada aspek teknologi ini bagi organisasi. Yang pertama, jelas memudahkan dan menguntungkan organisasi dalam melakukan berbagai aktivitasnya. Kita jadi lebih cepat, produktivitas lebih meningkat, variasi produk lebih banyak, ukuran pun lebih beragarn. Efisiensi pun semakin tinggi. Dari sisi kita memasarkan produk pun, penggunaan teknologi dapat meningkatkan citra perusahaan. Yang kedua terkait dengan citra perusahaan. Citra perusahaan terangkat karena konsumen mengapresiasi perusahaan sebagai perusahaan yang "mengikuti perkembangan teknologi". Walaupun begitu, tentu kita harus berhati-hati menyikapi perlunya perusahaan kita mengikuti perkembangan teknologi dengan melakukan terlebih dahulu berbagai pertimbangan. Misalnya, apakah biayanya jauh melebihi manfaatnya? Apakah tingkat kesiapan karyawan ataupun masyarakat pengguna sudah cukup? Sejauh mana dampak sosialnya, seperti konsekuensi pengurangan karyawan melalui PHK? Itu harus menjadi bahan penting untuk dipertimbangkan. Untuk perusahaan-perusahaan multinasional, perkembangan teknologi malah punya arti khusus. Keputusan perusahaan untuk mengglobal, yakni beroperasi dan membuat jejaring secara internasional perkembangan teknologi punya arti tersendiri. Nachum dan Zaheer (2005), lewat penelitian mereka menunjukkan bahvva teknologi bisa menghapuskan kendala-kendala yang terkait dengan jarak. la juga memengaruhi akses perusahaan terhadap sumber daya dan pelanggan, tanpa harus benar-benar hadir. Intinya, teknologi membuat berbagai peluang baru terbuka untuk menciptakan nilai dari jarak yang jauh. Tentu saja, sebelum kita memutuskan untuk menggunakan teknologi, ada banyak hal yang harus dipertimbangkan. Misalnya apakah biayanya jauh melebihi manfaatnya? Apakah tingkat kesiapan karyawan ataupun masyarakat pengguna sudah cukup? Sejauh mana dampak sosialnya, seperti konsekuensi pengurangan karyawan melalui PHK? Itu harus menjadi bahan penting untuk dipertimbangkan. Bagian berikut mencoba mcnyoroti berbagai pengaruh teknologi tcrutama teknologi informasi, dengan kebutuhan perusahaan akan SDMyang diistilahkan sebagai knowledge worker. Dulu, modal, pabrik, dan tenaga kerja merupakan aset yang terpenting. Kini, yang lebih menonjol adalah data dan informasi. Karena itu, pengelolaan pengetahuan (knowledge management) - yang sebagian besar ada padaotak" para karyawan, menjadi penting. Karena itu, karyawannya sering disebut knowledge worker. Banyak orang yang merumuskan pengelolaan pengetahuan itu sebagai penciptaan,perlindungan,pengembangan, dan-penyebaran informasi dan aset intelektual. Penciptaan nilai oleh organisasi adalah fungsi dari informasi dan gagasan dan itu scmua muncul dari pengetahuan karyawan. Dengan pengetahuan karyawan kita dapat mengubah produk menjadi layanan, atau membuat barang fisik menjadi lebih bernilai, lebih kecil (misalnya, handphone atau komputer) (Margaretta, 1999). Karena itulah perusahaan juga perlu memerhatikan karakter-karakter knowledge worker yang harus dimiliki dan harus jadi perhatian pada saat penerimaan karyawan.
G. Elemen Sosial Budaya
Organisasi adalah bagian dari sistem sosial masyarakat, karena itu ia tidak bisa terlepas dari pengaruh aspek sosial. Misalnya, aspek demografis seperti pertumbuhan populasi, distribusi usia populasi, tingkat kelahiran dan sebagainya. Begitu pula dengan perubahan gaya hidup dan harapan karier, semuanya sangat berpengaruh pada organisasi. Misalnya, tentang perubahan gaya hidup di kota-kota besar yang menuntut pasangan suami istri untuk bekerja bila ingin mendapatkan penghasilan yang cukup untuk keluarga. Dengan ini, wanita misalnya dituntut untuk, misalnya, lulus perguruan tinggi mencari pekerjaan, dan berkarier. Sebagai konsumen perusahaan, individu yang mengalami perubahan gaya hidup ini punya tuntutan atas produk yang khas pula. Pada contoh di atas, karena kedua orang tua tadi bekerja, baru bisa sampai di rumah pada malam hari, mereka mungkin membutuhkan produk-produk makanan yang siap saji (ready to serve). Tidak ada lagi waktu untuk menyiapkah lauk pauk dan memasaknya.
Power Distance (PDI); Sejauh mana penyebaran kekuasaan dilakukan di dalam organisasi atau di sebuah negara. Beberapa organisasi ada yang memusatkan kekuas, pada sekelompok kecil saja, misalnya pada anggota keluarga. "Posisi penting dalam perusahaan diserahkan kepada anggota keluarga tertentu dengan dasar lebih dipercayai Bila seperti ini, disebut nilai PDI-nya dikatakan tinggi. Masyarakat yang mengangga ada kasta tertentu biasanya memiliki PDI yang tinggi. Namun, jika masyarakatnya menganggap bahwa harus ada kesamaan hak, equality, maka dikatakan PDI-nya rendah Organisasi orang-orang yang PDI-nya rendah ini menyebarkan kekuasaannya dengan membiarkan posisi penting diduduki oleh orang dengan dasar kemampuannya.
Uncertainty Avoidance Indeks (UAI): Masyarakat yang derajat penolakannya UAI nya tinggi, berarti akan lebih menyukai hal-hal yang penuh prosedur, dapat diprediksi, job security dan perencanaan mengandalkan keahlian, dan tidak menolerir ide-ide "aneh". Sementara itu, mereka yang-menyukai tantangan lebih siap dengan perubahan dan menyukai ide-ide baru dianggap memiliki UAI  yang rendah.                    .  
Invidualism (IDU): Dalam menyelesaikan masalah, onng ada yang individualismenya tinggi; ia mandiri, bertanggung jawab, dan tidak bergantung. pada orang lain. Masyarakat dengan IDU yang tinggi adalah yang menjunjung tinggi individualitas dan hak individu. Sebaliknya, orang disebut Kolektivisme jika ia tergantung, kerja sama tim sangat tinggi. Begitu pula hubungan dengan sanak keluarga lebih diutamakan.
Maskulinitas (MAS): Nilai MAS ditentukan oleh sejauh mana derajat suatu masyarakat menekankan model peran yang maskulin dari pencapaian pria atas kontrol dan kekuasaannya. Kalau masyarakatnya sangat menganggap gender (pria/wanita) itu penting, maka nilai MAS nya tinggi. Pria dianggap punya peran lebih dan mendominasi wanita. Bila diskriminasi ini rendah, maka dikatakan MAS-nya rendah.
Orientasi Jangka Pendek/Jangka Panjang (LTO): Sejauh mana sebuah budaya mengajarkan kita perlu memegang pandangan jangka panjang dan berpikir ke depan, terutama ras hormat terhadap nilai-nilai tradisional. Ini berkaitan dengan etika kerja yang kuat dan mendukung, di mana ada semacam harapan jangka panjang dari usaha kerja yang dilakukan hari ini. Orang-orang seperti ini bersedia menunda pemuasan kebutuhan materi, sosial, dan emosional, demi keberhasilannya di masa datang. Kondisi ini disebut nilai LTO-nya tinggi. Kalau nilai LTO-nya rendah, masyarakat itu tidak berorientasi jangka panjang, lebih cepat berubah, dan meninggalkan nilai-nilai tradisional.











BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu dan pengetahuan manusia terus berkembang dari waktu ke waktu. Ini membuat teknologi (kumpulan pengetahuan yang kita gunakan untuk melakukan sesuatu) juga berkembang pesat. Penemuan demi penemuan teknologi baru terjadi dari waktu ke waktu dengan kecepatan yang tinggi (terutama, teknologi informasi). Ini memengaruhi organisasi dan lingkungannya. Pada bagaimana kita merancang dan mengembangkan produk, memproduksinya, mendistribusikan barang, memasarkannya, melayani pelanggan, dan seterusnya. Misalnya, perusahaan ritel modern memanfaatkan perangkat teknologi POS (point of sales), agar para pelanggannya tidak menunggu terlalu lama saat antri di kasir. Perguruan tinggi-perguruan tinggi, sengaja rnenempatkan layar TV flat di ruang tunggunya, memudahkan dan memberikan citra yang lebih baik kepada parapengunjung.




0 Response to "LINGKUNGAN UMUM PERUSAHAAN"

Post a Comment

SITEMAP

Contak Us