KESIAPAN MAHASISWA EKONOMI SYARIAH MENGHADAPI PASAR TENAGA KERJA
PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI
Abstrak
Perkembangan perbankan syariah telah
meluas ke berbagai lembaga keuangan lainya seperti asuransi, pegadaian dan
lembaga lainya. Hal ini berarti kebutuhan tenaga kerja di lembaga keuangan
syariah sangat besar ini di buktikan dari penyataan presiden beberapa waktu
yang lalu bahwa indonesia harus menjadi pusat ekonomi syariah juga mencanangkan
gerakan ekonomi syariah, pernyataan ini merupakan komitmen pemerintah dalam
menguatkan posisi perbankan syariah di indonesia. Ditambah lagi pernyataan Bank
Indonesia bahwa kedepan perbankan syariah akan mempunyai peluang yang sangat
besar memngingat indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia.
Dari beberapa pernyataan di atas maka
untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di bidang lembanga keuangan syariah
perlu SDM yang benar-benar kompeten dalam bidangnya. Untuk itulah Mahasiswa
(Khususnya Prodi Ekonomi Syariah) sebagai generasi penerus dan sebagai penyedia
SDM yang nantinya akan memberikan kontribusi pada kemajuan perbankan syariah.
Mahasiswa mempunyai tantangan yang sangat berat untuk memenuhi permintaan pasar
tenga kerja, disati sisi peluang yang sangat besar tapi disisi lain SDM harus
sesuai dengan permintaan pasar dan hal itu tidaklah mudah mengingat letak
geografis kita yang berada di pulau terluar dan fasilitas yang kurang, kita
harus bersaing dengan mereka yangt mempunyai fasilitas lebih unggul dan daerah
yang lebih strategis.
Namun demikian sebagai mahasiswa
tidak perlu merasa kecil hati apalagi merasa takut untuk bersaing, kita hanya
tinaggal belajar dan belajar.
PENDAHULUAN
1.
LATAR BELAKANG MASALAH
Di dalam sejarah perekonomian umat
islam, pembiayaan yang dilakukan dengan akad yang sesuai syariah telah menjadi
bagian dari tradisi umat islam sejak zaman rasulullah. Praktik-pratik seperti
menitipkan harta, meminjamkan harta untuk keperluan konsumsi dan untuk
keperluan bisnis, serta melakukan pengiriman uang, telah lazim dilakukan sejak
zaman rasulullah saw. Dengan demikian. Fungsi-fungsi utama perbankan modern,
yaitu menerima deposit, menyalurkan dana, dan melakukan transfer dana telah
menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan umat islam, bahkan sejak
zaman Rasulullah.
Pengenalan praktik ekonomi
Islam di Indonesia, diawali oleh industry perbankan pada tahun 1992 berdasar
pada UU No. 7 tahun 1998 tentang kemungkinan membuka bank dengan system bagi
hasil. Bank Muamalat Indonesia merupakan pelopor pertama industry perbankan.
Pada perkembangan sepuluh tahun terahir ini, bank syariah mengalamai
peningkatan signifikan, setelah di berlakukan UU No. 10 tahun 1998 yang memuat dual
banking system pada perbankan nasional. Data statistik perbankan syariah
Bank Indonesia (BI), bulan Mei 2008 jumlah jaringan bank syariah terdiri dari 3
bank umum syariah, 28 unit usaha syariah (UUS) dan 120 Bank Perkreditan Rakyat
Syariah (BPRS). Pangsa pasar bank syariah terhadap total bank di Indonesia
sebesar 2, 6%[1].
Selain industry perbankan, praktik bisnis syariah
telah merambah pada industr lainnya: seperti asuransi syariah pada tahun 1994.
Syarikat Takaful Indonesia merupakan pelopor industri asuransi syariah di tanah
air. Pegadaian syariah meramaikan bisnis syariah di Indonesia sejak tahun 2003.
Kemudian, pengembangan syariah di pasar modal diawali dengan penerbitan Jakarta
Islamic Index –kerjasama
antara Bursa efek Jakarta dan Danareksa– pada tahun 2000, kemudian
diterbitkannya obligasi syariah pertama pada tahun 2002.
Sebagai konsekuensi logis dari perkembangan
bisnis syariah di Indonesia, kebutuhan akan sumber daya manusia (SDM) yang
menguasai bisnis syariah menjadi sebuah keniscayaan.
Lembaga keuangan syariah, bank maupun lembaga
keuangan lainnya memiliki perbedaan karakteristik dengan lembaga keuangan non
syariah. Menurut perkiraan biro perbankan syariah BI, dalam jangka sepuluh
tahun ke depan, dibutuhkan sekitar 10 ribu SDM yang memenuhi kualifikasi dan
keahlian di bidang ekonomi syariah.
Perguruan
tinggi sebagai agent of social change, merupakan tempat dimana harapan
lahirnya SDM yang memiliki kompetensi dan keahlian yang dibutuhkan dunia kerja
muncul. Perguruan tinggi diharapkan mampu menjawab kebutuhan SDM untuk segala
bidang ilmu, termasuk bidang ekonomi Islam.
Dari sini, ada dua aspek penting,
yang menarik untuk diperbincangkan: pertama, aspek idealisme untuk
mengembangkan system ekonomi Islam dalam kehidupan. Kedua, aspek
pemenuhan hukum permintaan dan penawaran yang menciptakan pasar tenaga kerja setelah
itu.
Pendidikan ekonomi Islam
adalah jalur langsung yang menyiapkan SDM yang memiliki kemampuan dan keahlian
khusus, ketika pendidikan tinggi yang ada saat ini, tidak compatible
dengan system ekonomi Islam serta perkembangan bisnis syariah yang semakin
meningkat. Sehingga, dalam konteks ini, ketersediaan pendidikan atau program
studi ekonomi Islam tergantung pada keberadaan bisnis syariah. Konsekuensinya,
kesiapan SDM dalam bidang ekonomi Islam adalah kunci perkembangan system ekonomi Islam secara keseluruhan. Dengan kata
lain, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan erat antara bisnis,
ketersediaan pendidikan ekonomi Islam, kesiapan SDM.
Penelitian ini adalah studi pada dua perguruan
tinggi tentang kesiapan mahasiswa program studi ekonomi islam dalam menghadapi pasar tenaga kerja bidang ekonomi
Islam.
2.
PERMASALAHAN
a.
Identikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dijelaskan di atas maka timbullah masalah-masalah
sebagai berikut :
1.
Apasaja kesiapan mahasiswa dalam menghadapi pasar
tenaga kerja yang berbasis IT?
2.
Dimanakah peluang terbesar mahasiswa ekonomi syariah
mendapat pekerjaan di lembaga keuangan syariahBerbasis TI?
3.
Kapan pasar tenaga kerja siap menampung mahasiswa
ekonomi syariah?
4.
Bagaimanakah kesiapan Mahasiswa Prodi Ekonomi
Syariah dalam menghadapi pasar tenaga kerja pada lembaga Keuangan Syariah
Berbasis TI?
5.
Mengapa Mahasiswa Ekonomi Syaiah identik dengan
lembaga keuangan Syariah?
6.
Siapa yang berpeluang dalam menghadapi pasar tenaga kerja
di LKS?
b.
Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, mengingat keterbatasan penulis dari
segi pikiran, waktu, tenaga serta biaya maka penulis membatasi permasalahan
yang akan diteliti yaitu Kesiapan Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah dalam
Menghadapi Pasar Tenaga Kerja pada Lembaga Keuangan Syariah yang Berbasis TI.
c.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, pertanyaan utama
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimana kesiapan mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah menghadapi pasar tenaga kerja pada Lembaga Keuangan Syariah yang
berbasis TI?”
3.
ALASAN MEMILIH JUDUL
1. Sebagai mahasiswa dianggap perlu memberikan kontribusi dan solusi untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam bidang ekonomi syariah.
2. Sebagai mahasiswa harus mengetahui sejauh mana mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar
tenaga kerja di masa yang akan datang.
3. Sebagai mahasiswa harus turut serta memberikan sumbangan ilmu pengetahuan
di bidang ekonomi syariah untuk dapat menjadi studi lanjutan.
4. Sebagai mahasiswa perlu mempersiapkan SDM sedini mungkin untuk memasuki
pasar tenga kerja.
4.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
Penelitian:
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana kesiapan SDM –dalam hal ini mahasiswa program studi ekonomi Islam–
dalam menghadapi pasar tenaga kerja.
Manfaat
Penelitian:
1.
Bagi perguruan tinggi, hasil
penelitian dapat menjadi gambaran tentang kondisi kesiapan mahasiswa menghadapi
pasar tenaga kerja, yang selanjutnya dari informasi tersebut, dapat dijadikan
acuan bagi bidang akademik khususnya untuk mengevaluasi model dan strategi
pendidikan ekonomi Islam masa yang akan datang.
2.
Bagi institusi bisnis syariah, sumber
informasi ini, dapat dijadikan masukan untuk kebijakan formulasi rekrutmen SDM.
3. Bagi pengembangan studi ekonomi
Islam, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan
teori dan model bidang ilmu ekonomi Islam.
5.
KAJIAN TEORITIS
1.
Teori
Sikap
Menurut G.W Alport dalam (Tri Rusmi Widayatun, 1999 :218)
sikap adalah kesiapan seseorang untuk bertindak. Seiring dengan pendapat G.W.
Alport di atas Tri Rusmi Widayatun memberikan pengertian sikap adalah “keadaan
mental dan syaraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan
pengaruh dinamik atau terarah terhadap respon individu pada semua obyek dan
situasi yang berkaitan dengannya.
Sedangkan Jalaluddin
Rakhmat (1992 : 39) mengemukakan lima pengertian sikap, yaitu: Pertama, sikap
adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir, dan merasa dalam
menghadapi objek, ide, situasi, atau nilai. Kedua, sikap mempunyai daya
penolong atau motivasi. Ketiga, sikap lebih menetap. Keempat, sikap mengandung
aspek evaluatif: artinya mengandung nilai menyenangkan atau tidak menyenangkan.
Kelima, sikap timbul dari pengalaman: tidak dibawa sejak lahir, tetapi
merupakan hasil belajar. Karena itu sikap dapat diperteguh atau diubah.
Dalam sikap, ada beberapa komponen yang patut dipahami,
yakni :
1.
Afektif. Yaitu aspek emosional dari
faktor sosio psikologis, didahulukan karena erat kaitannya dengan pembicaraan
sebelumnya.
2.
Kognitif, yaitu aspek intelektual
yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.
3.
Konatif, yaitu aspek vohsional, yang
berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak.
2. Mahasiswa
Mahasiswa secara sederhana
dapat didefenisikan sebagai kelompok masyarakat yang dapat mengenyam pendidikan
formal tingkat tinggi. Yahya ganda (1987: 10) mengatakan bahwa “mahasiswa
diartikan sebagai pelajar yang menimba ilmu pengetahuan tinggi, dimana pada
tingkat ini mereka dianggap memiliki kematangan fisik dan perkembangan pemikran
yang luas , sehingga dengan nilai lebih tersebut mereka dapat memiliki
kesadaran untuk menentukan sikap dirinya serta mampu bertanggung jawab terhadap
sikap dan tingkah laku dalam wacana ilmiah.
M Fatwa dalam syaifullah syam
(2005: 374) mengemukakan bahwa mahasiswa merupakan kelompok generasi muda yang
mempunyai peran strategis dalam kancah pembangunan bangsa, karena mahasiswa
merupakan sumbe kekuatan moral (moral force) bagi bangsa Indonesia.
Artinya bahwa mahasiswa merupakan bagian integral dari masyarakat dengan
seleksi tertentu sehingga dapat mengenyam pendidikan formal tingkat tinggi.
Dalam pereturan pemerintah no.
10 tahun 1999 tentang perguruan tinggi disebutkan bahwa mahasiswa merupakan
peserta didik yang terdaftar pada perguruan tinggi. Sedangkan dalam statute
universitas pendidikan Indonesia dikatakan bahwa mahasiswa adalah seseorang
yang telah memenuhi persyaratan dan kewajiban administrasi. Mahasiswa berhak
mengikuti kegiatan kurikuler dan dan ekstra kurikuler serta memanfaatkan
fasilitas pendidikan sesuai dengan ketentuan dan perundang-undangan yang
berlaku.
3. Teori
Pasar Tenaga Kerja
Solmon (1980) dalam Sinaga
(2005) menjelaskan, bahwa pasar tenaga kerja adalah tempat aktivitas dari
bertemunya pelaku-pelaku, pencari kerja dan pemberi lowongan kerja. Proses
bertemunya pencari kerja dan pemberi lowongan kerja dapat terjadi sebentar saja
namun dapat pula memakan waktu yang lama, masalah yang dihadapi oleh kedua belah
pihak di pasar yaitu: setiap perusahaan yang menawarkan lowongan kerja maka
menginginkan kualitas serta keahlian pekerja berbeda-beda sehingga menyebabkan
terjadinya perbedaan tingkat upah. Sedangkan pencari kerja memiliki keahlian
juga berbeda-beda sehingga pekerja menginginkan tingkat upah yang juga
berbeda-beda pula. Di mana letak masalah dari kedua belah pihak adalah
keterbatasan informasi
· Kaum
klasik mengenal tiga macam pengangguran: 1) Pengangguran yang timbul karena
adanya pergeseran tingkat output dan bersifat sementara (frictional
unemploement), 2) Pengangguran musiman (seasonal unemployment), 3) pengangguran
yang dibuat orang misal karena peraturan pemerintah tetang upah minimum.
· Menurut
klasik semua harga termasuk upah tenaga kerja bergerak secara fleksibel ke atas
maupun ke bawah dan bereaksi secara cepat dan rasional terhadap perubahan upah
secara automatis akan kembali full employment. Namun pada kenyataan full
employment secara automatis tidak akan berjalan.
· Keynes
menyarankan pemerintah harus aktif melakukan sesuatu, bukannya menunggu
berkerjanya proses alamiah tersebut. Yaitu dengan menggeser kembali dari Z1
ke Z0. Cara yang efektif adalah dengan meningkatkan pengeluaran
pemerintah (G). kenaikan G secara multiplier akan menaikkan permintaan aggregate
Z.
· Cara
lain adalah meningkatkan unsur lain dari Z, yaitu C dan I. namun untuk
meningkatkan C dan I pemerintah melakukan dengan cara tidak langsung. Misal
melalui penurunan pajak atau penurunan tingkat bunga. Cara tersebut kurang bisa
diandalkan karena masih banyak tergantung banyak factor-faktor lain di luar
kekuasaan pemerintah.
· Bila
Z naik terlalu cepat dan terjadi inflasi maka pemerintah dapat mengatasi dengan
cara mengurangi pengeluaran pemerintah. Atau dapat diatasi dengan menaikkan
pajak dan tingkat bunga serta pengendalian moneter.
Suparmoko dan Maria (2000) dalam Sinaga (2005) menjelaskan
bahwa pada prinsipnya teori penawaran tenaga kerja dan teori permintaan tenaga
kerja merupakan fungsi dari tingkat upah, di mana pendapat dari kaum klasik
menyatakan, jika semakin tinggi tingkat upah yang diminta oleh kaum pekerja
maka akan semakin sedikit jumlah penawaran tenaga kerja (lowongan kerja) yang
dapat diberikan dan akan berlaku sebaliknya. Dalam memahami mekanisme pasar
tenaga kerja harus dilihat bagaimana individu pekerja terdapat perbedaan, maka
untuk menentukan kuva penawaran tenaga kerja pada suatu daerah adalah dengan
menjumlahkan kurva-kurva penawaran dari setiap individu, oleh sebab itu kurva
dari penawaran tenaga kerja berbentuk melengkung kebelakang (backward bending
curve).
4.
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) di
Indonesia
Jika merunut sejarah kebelakang,
berbicara tentang lembaga keuangan Islam –lazimnya di Indonesia disebut sebagai lembaga
keuangan syariah (LKS)–, kita kembali pada tahun 1992. UU No. 7 tahun 1992
tentang perbankan, menyebutkan dimungkinkannya berdiri bank dengan system bagi
hasil. UU No. 7 tersebut, menjadi dasar beroperasinya Bank Muamalat Indonesia
(BMI), sebagai bank syariah pertama di Indonesia. Kemudian, UU No. 7 tahun 1992
disempurnakan dengan UU No. 10 tahun 1998 yang memungkinkan diterapkannya dual banking system dalam perbankan
nasional. Akhirnya, pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)
menyetujui pengesahan UU perbankan syariah pada tanggal 17 Juni 2008 lalu.
UU perbankan syariah adalah payung
hukum yang jelas bagi industry syariah di Indonesia agar mampu bersaing dengan
sejajar dengan lembaga keuangan konvensional yang sudah lebih dulu dikenal
masyarakat. LKS padaawalnya hanya bank syariah, namun saat ini, merambah pada
industry lainnya seperti pegadaian syariah, asuransi syariah, bahkan
perhotelan.
5.
Teknologi Informasi
Teknologi
informasi[2]
sangat penting untuk menunjang pekerjaan dalam dunia perbankan tidak terkecuali
perbankan syariah, kunci sukses pembentukan bank syariah di masa depan terkait
dengan permodalan dan sistem teknologi informasi dalam memudahkan jangkauan
kepada para nasabah[3].
Secara garis besar teknologi informasi dapat
diartikan sebagai teknologi yang mampu membantu orang untuk menciptakan,
menyimpan, mengubah dan menyebarkan informasi.
Menurut
beberapa ahli ada pebedaan pendapat Kenneth C Loudon (2004) teknologi informasi
adalah salah satu peralatan yang dapat dipakai oleh para manajer sehingga
mereka dapat mengatasi segala macam perubahan yang sedang atau telah terjadi.
Mc keown
(2001) TI adalah segala macam bentuk teknologi yang dapat dipakai untuk
mengubah, menyimpan, dan memanfaatkan informasiapapun wujud dan bentuknya.
6.
HIPOTESIS
1.
Mahasiswa prodi ekonomi syariah
sudah sepenuhnya mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar tenaga kerja pada
lembaga keuangan syariah berbasis Teknologi Informasi.
2.
Mahasiswa Prodi Ekonomi Syariah
belum sepenuhnya mempersiapkan diri dalam menghadapi pasar tenaga kerja pada
lembaga keuangan syariah berbasis Teknologi Informasi.
7. METODOLOGI PENELITIAN
a.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan
di laksanakan di Sekolah Tinggi Agama Islam Kecamatan Bunguran Timur Natuna yang terdiri dari Mahasiswa Semester V.
b.
Populasi
Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen
yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian
populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi
sensus.
Populasi yang
terdapat dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang berada di Sekolah Tinggi Agama
Islam Kecamatan Bunguran Timur , yang terdiri dari semester V.
c.
Sampel
Jika kita hanya
meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian disebut penelitian sampel.
Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang akan diteliti.
Mengingat jumlah
populasi 90 ( Sembilan Puluh ) Mahasiswa terlalu banyak untuk di teliti, maka
penulis hanya mengambil sebagian dari populasi berdasarkan mahasiswa yang
mempunyai absensi ganjil.
d.
Teknik Pengumpulan Data
Di dalam teknik
pengumpulan data peneliti menggunakan teknik keusioner atau angket dan
dokumentasi
1.
Dokumentasi adalah tujuan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku – buku yang
relevan, peraturan – peraturan, laporan kegiatan, foto – foto, film dokumentasi.
2.
Kuesioner atau angket adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk
diisi sendiri oleh responden.
e. Teknik Analisi
Data
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu di klasifikasikan
menjadi 2 kelompok data yaitu : data kualitatif dan data kuantatif. Terhadap
data yang bersifat kualitatif yaitu di gambarkan dengan kata – kata atau
kalimat dipisah – pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Selanjutnya data yang bersifat kuantatif yang berwujud angka – angka hasil
perhitungan atau pengukuran dapat diproses, dijumlahkan, dibandingkan dengan
jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.
8. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I : PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Permasalahan
a.
Identifikasi Masalah
b.
Rumusan Masalah
c.
Batasan Masalah
3.
Alasan Memilih Judul
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA
4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5.
Kajian Teoritis
6.
Hipotesis
BAB
III : METODOLOGI PENELITIAN
a.
Lokasi dan Waktu Penelitian
b.
Populasi
c.
Sampel
d.
Teknik pengumpulan data
e.
Teknik Analisis data
BAB IV :
PENYAJIAN DAN ANALISI DATA
a.
Tujuan umum lokasi
b.
Penyajian data
c.
Analisi data
BAB V :
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Perkembangan
Lembaga Keuangan Syariah semakin meluas.
Hal ini berarti kebutuhan tenaga kerja di lembaga keuangan syariah sangat besar
ini di buktikan dari penyataan presiden beberapa waktu yang lalu bahwa
indonesia harus menjadi pusat ekonomi syariah juga mencanangkan gerakan ekonomi
syariah, pernyataan ini merupakan komitmen pemerintah dalam menguatkan posisi
perbankan syariah di indonesia. Ditambah lagi pernyataan Bank Indonesia bahwa
kedepan perbankan syariah akan mempunyai peluang yang sangat besar mengingat
indonesia merupakan penduduk muslim terbesar di dunia.
Dari
beberapa pernyataan di atas maka untuk memenuhi permintaan tenaga kerja di
bidang lembanga keuangan syariah perlu SDM yang benar-benar kompeten dalam
bidangnya. Untuk itulah Mahasiswa (Khususnya Prodi Ekonomi Syariah) sebagai
generasi penerus dan sebagai penyedia SDM yang nantinya akan memberikan
kontribusi pada kemajuan perbankan syariah. Mahasiswa mempunyai tantangan yang
sangat berat untuk memenuhi permintaan pasar tenga kerja, disati sisi peluang
yang sangat besar tapi disisi lain SDM harus sesuai dengan permintaan pasar dan
hal itu tidaklah mudah mengingat letak geografis kita yang berada di pulau
terluar dan fasilitas yang kurang, kita harus bersaing dengan mereka yangt
mempunyai fasilitas lebih unggul dan daerah yang lebih strategis.
DAFTAR PUSTAKA
Antonio, Muhamad Syafi’i, 2001. Bank Syariah dari Teori dan Praktik.
Penerbit Gema Insani Press dan Tazkia Cendekia: Jakarta
www.bi.go.id
[1]
Statistik
Perbankan Syariah,Bank Indonesia, Direktorat Perbankan Syariah bulan Mei 2008, lihat dalam www.bi.go.id.
0 Response to "KESIAPAN MAHASISWA EKONOMI SYARIAH MENGHADAPI PASAR TENAGA KERJA PADA LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI"
Post a Comment