PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG MASALAH
Kabupaten
Natuna merupakan Kabupaten paling utara yang berbatasan langsung dengan
malaysia, Vietnam dan Thailand, serta di kelilingi oleh lautan dan laut Cina
selatan. Luas wilayahnya sebagian besar adalah lautan sehingga tidak heran jika
penduduk Natuna banyak yang menggantungkan hidupnya dari hasil laut.
“
Nenek Moyangku Seorang Pelaut….”. Nyanyian itu pastinya tidak lagi asing di
telinga kita. Betapa tidak, dari kecil kita sudah diajari oleh guru kita
tentang dendangan lagu tersebut. Tapi apakah kita sadar, ternyata nyanyian itu
tidak hanya sekedar nyanyian belaka. Pelaut sangat identik dengan orang-orang
yang hidup di daerah perairan atau lebih tepatnya disebut dengan laut.
Indonesia. Sebuah negara maritim yang lebih dari wilayah lautnya meliputi 2/3
dari seluruh luas wilayah negara. Memiliki kekayaan bahari yang begitu
melimpah, layaknya menjadi surga setiap pelaut dan nelayan yang hidup di bumi
ini. Namun apakah kenyataannya seperti itu?
B.
PERMASALAHAN
a.
Identikasi Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah yang dijelaskan di atas maka timbullah masalah-masalah
sebagai berikut :
1.
Apakah pengaruh musim utara terhadap pendapatan
Nelayan?
2.
Dimanakah Musim Utara berdampak paling besar di
Natuna?
3.
Kapan Musim utara tiba di perairan ntuna?
4.
Bagaimanakah Para Nelayan menghadapi Musim utara?
5.
Mengapa nelayan
tidak melaut ketika Musim utara?
6.
Siapakah yang paling berpotensi terkena imbas dari
Musim Utara?
b.
Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, mengingat keterbatasan penulis dari
segi pikiran, waktu, tenaga serta biaya maka penulis membatasi permasalahan
yang akan diteliti yaitu Pengaruh musim utara terhadap pendapatan Nelayan.
c.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, pertanyaan utama
dalam penelitian ini adalah: “Pengaruh musim Utara terhadap Pendapatan nelayan?”
C.
ALASAN MEMILIH JUDUL
Nelayan merupakan pekerjaan mayoritas penduduk di pesisir Kabupaten
Natuna yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan, untuk itulah penulis
memilih judul tersebut yang diharapkan dapat bermanfaat bagi nelayan.
D.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
Penelitian:
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh musim utara yang biasanya terjadi di perairan Kabupaten Natuna.
Manfaat
Penelitian:
1.
Bagi para Nelayan, hasil penelitian dapat
menjadi gambaran tentang kondisi perekonomian disaat musim utara.
2.
Bagi institusi pemerintah, sumber informasi ini, dapat
dijadikan masukan untuk kebijakan yang perlu dilakukan.
3. Bagi pengembangan studi ekonomi
Islam, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada perekonomian Nelayan.
E. KAJIAN TEORITIS
1. Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata
pencahariannya melakukan penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan
perairan umum, nelayan adalah orang yang secara aktif melakukan operasi
penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan pekerjaan seperti
membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan ikan ke dalam perahu atau
kapal motor, mengangkut ikan dari perahu atau kapal motor, tidak
dikategorikan sebagai nelayan (Departemen Kelautan dan Perikanan,2002)
Nelayan dibedakan menjadi tiga
kelompok, yaitu nelayan buruh, nelayan juragan dan nelayan perorangan. Nelayan
buruh adalah nelayan yang bekerja dengan alat tangkap milik orang lain.
Sebaliknya nelayan juragan adalah nelayan yang memiliki alat tangkap yang
dioperasikan oleh orang lain. Sedangkan nelayan perorangan adalah nelayan yang
memiliki peralatan tangkap sendiri, dan dalam pengoperasiannya tidak melibatkan
orang lain (Subri, 2005)
Sumberdaya nelayan dicirikan oleh pendidikan dan keterampilan yang rendah,
kemampuan manajemen yang terbatas. Taraf hidup penduduk desa pantai yang
sebagian besar nelayan sampai saat ini masih rendah, pendapatan tidak menentu
(sangat tergantung pada musim ikan), kebanyakan masih memakai peralatan
tradisional dan masih sukar menjauhkan diri dari prilaku boros (Sitorus,
1994).
2.
Pendapatan
Pengertian pendapatan dapat ditemui dalam berbagai literature akuntansi
baik mengenai sumber, cara memperoleh maupun cara mengukurnya. Pendapatan
ini dapat terjadi setiap saat dan dapat pula terjadi pada waktu-waktu tertentu.
Menurut Harnanto (1999:14) menyatakan : pendapatan adalah semua
sumber-sumber ekonomi yang diterima oleh perusahan dari transaksi penjualan
barang dan penyerahan jasa kepada pihak lain.
Definisi di atas
menjelaskan bahwa sumber pendapatan adalah dari hasil penjualan
barang-barang dan penyerahan jasa. Dalam hal ini telah terjadi penjualan atau
penyerahan jasa. Sedangkan kita ikuti definisi oleh Zaki Baridwan (1999 : 30)
sebagai berikut : Revenue adalah aktiva masuk dan kenaikan lain aktiva
suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya), selama
suatu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan
jasa atau kegiatan lain yang merupakan kegiatan utama badan usaha. Selanjutnya
Zaki Baridwan (1999 : 2) menyatakan bahwa : hasil penjualan atau penghasilan
jasa kepada pembeli selama suatu periode akuntansi di kurangi penjualan return
dan potongan.
Definisi tersebut memberi
arti, bahwa revenue atau pendapatan adalah keseluruhan penerimaan dari
hasil penjualan barang-barang atau jasa yang diperoleh oleh suatu unit usaha
selama periode tertentu. Ikatan Akuntansi Indonesia dalam standar Akuntansi
Keuangan PSAK No. 23 (1999 : 3) memberi penjelasan mengenai pendapatan atau
revenue adalah ; Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang
timbul dari aktifitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk
itu mengakibatkan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
Menurut
Ikatan Akuntansi Indonesia bahwa pendapatan hanya terdiri dari arus masuk bruto
dari manfaat ekonomi yang diterima dan dapat diterima oleh perusahaan atau oleh
dirinya sendiri. Jumlah yang ditagi atas nama pihak ketiga, seperti pajak
pertambahan nilai, bukan merupakan manfaat ekonomi yang mengalir keperusahaan
dan tidak mengakibatkan kenaikan ekuitas dan karena itu harus dikeluarkan dari
pendapatan.
Mengenai pengukuran
pendapatan dalam buku standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 23 ( 1999 : 4 )
dikatakan bahwa ; pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang
diterima atau dapat diterima. Dari beberapa definisi serta penjelasan yang
dikemukakan oleh berbagai pengarang yang telah diuraika di atas mengenai
pengertian revenue sudah cukup jelas, baik mengenai sumbernya maupun cara untuk
mangukurnya.
Untuk itu penelitian dapat menarik beberapa kesimpulan mengenai
sehubungan dengan revenue sebagai berikut :
1.
Pendapatan (revenue) biasa terjadi setiap
saat, dan bisa juga terjadi secara berkala atau pada saat tertentu.
2.
Pendapatan (revenue) diperoleh melalui
hasil penjualan barang atau jasa, dengan kata lain revenue timbul karena adanya
barang atau jasa yang dijual kepada konsumen. Pendapatan dapat pula diperoleh
dari penjualan atau pertukaran aktiva diluar barang barang atau pertukaran
aktiva tetap juga hasil dari hasil investasi seperti bunga, dividend dan
lain-lain.
3.
Pendapatan (revenue) yang sifatnya menambah
atau menaikan nilai kekayaan pemilik akibat adanya penilaian kembali atas
aktiva tetap perusahaan dan aktiva yang timbul dari pembelian harta, investasi
oleh pemilik, pinjaman-pinjaman ataupun koreksi rugi laba periode tahun lalu,
tidak dapat di kategorikan sebagai pendapatan (revenue).
Pengertian penghasilan (income) sering disamakan, dengan pengertian
pendapatan (revenue), padahal dalam literature akuntansi sesungguhnya kedua
istilah tersebut mempunyai arti yang berbeda. Jika pendapatan masih merupakan
pendapatan kotor yang belum dikurangi biaya dan beban untuk memperolehnya, maka
penghasilan adalah pendapatan dikurangi dengan biaya (cost) dan beban
(expense).
F.
HIPOTESIS
1.
Musim utara mempengaruhi pendapatan Nelayan
2.
Musim utara tidak mempengaruhi
pendapatan Nelayan
G. METODOLOGI PENELITIAN
a. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan
di laksanakan di Kecamatan Bunguran Timur
Natuna yang terdiri dari para Nelayan.
b.
Populasi
Populasi adalah keseluruhan
subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau
penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.
Populasi yang
terdapat dalam penelitian ini adalah Nelayan yang berada di Kecamatan Bunguran
Timur.
c.
Sampel
Jika kita hanya
meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian disebut penelitian sampel.
Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang akan diteliti.
Mengingat jumlah
populasi 100 ( Seratus ) Nelayan terlalu banyak untuk di teliti, maka penulis
hanya mengambil sebagian dari populasi.
d.
Teknik Pengumpulan Data
Di dalam teknik
pengumpulan data peneliti menggunakan teknik keusioner atau angket dan
dokumentasi
1.
Dokumentasi adalah tujuan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku – buku yang
relevan, peraturan – peraturan, laporan kegiatan, foto – foto, film
dokumentasi.
2.
Kuesioner atau angket adalah teknik
pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk
diisi sendiri oleh responden.
e. Teknik Analisi
Data
Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu di klasifikasikan
menjadi 2 kelompok data yaitu : data kualitatif dan data kuantatif. Terhadap
data yang bersifat kualitatif yaitu di gambarkan dengan kata – kata atau
kalimat dipisah – pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.
Selanjutnya data yang bersifat kuantatif yang berwujud angka – angka hasil
perhitungan atau pengukuran dapat diproses, dijumlahkan, dibandingkan dengan
jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.
H. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
BAB I : PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang
2.
Permasalahan
a.
Identifikasi Masalah
b.
Rumusan Masalah
c.
Batasan Masalah
3.
Alasan Memilih Judul
BAB
II : TINJAUAN PUSTAKA
4.
Tujuan dan Kegunaan Penelitian
5.
Kajian Teoritis
6.
Hipotesis
BAB
III : METODOLOGI PENELITIAN
a.
Lokasi dan Waktu Penelitian
b.
Populasi
c.
Sampel
d.
Teknik pengumpulan data
e.
Teknik Analisis data
BAB IV :
PENYAJIAN DAN ANALISI DATA
a.
Tujuan umum lokasi
b.
Penyajian data
c.
Analisi data
BAB V :
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN
Musim utara merupakan musim
angin yang melewati perairan Kabupaten Natuna dengan kecepatan yang cukup
tinggi, sehingga tidak dimungkinkan Nelayan Tradisional untuk melaut. Sehingga
berpengaruh pada perekonomian Nelayan itu sendiri.
Organisasi dan hubungan
kerjasama di antara juragan praho/kapal, juragan kepala dan awak perahu/kapal
di atas tidaklah terlalu ketat, tidak semata-mata didasarkan pada hubungan
ekonomi-bisnis, faktor-faktor yang bersifat “kekeluargaan” juga mewarnai pola
relasi kerjasama di antara mereka. Artinya, siapapun orangnya, dia dapat masuk
menjadi pengikut atau awak perahu (pandhiga) dari seorang pemilik perahu
tertentu dan/atau para pemilik perahu yang lain, secara sukarela, tanpa ada
paksaan. Demikian pula, mereka pun dapat keluar dari keanggotaan suatu kelompok
nelayan tersebut kapan mereka menghendaki, tanpa harus menunggu habisnya satu
mosem petthengan, atau apabila menurut mereka kapal/perahu yang mereka ikuti
kurang memberikan hasil yang mencukupi atau memuaskan kebutuhan diri dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntansi
Indonesia dalam standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 23 (1999 : 3)
Buku standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 23 ( 1999 : 4 )
Departemen Kelautan
dan Perikanan,2002
Sawir Agnes.2001.Analisis
kinerja Keuangan dan Perencana Keuangan Perusahaan.Jakarta.Gramedia Pusat
Utama
Munawir.s.2002.Analisa
Laporan KeuanganYogyakarta.Penerbit Liberti.
Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Kabupaten Natuna.2010.Kajian Strategis pengembangan Industri
dan perdagangan Kabupaten Natuna.
0 Response to "PENGARUH MUSIM HUJAN TERHADAP PENDAPATAN NELAYAN"
Post a Comment