PENGARUH MUSIM PENGHUJAN TERHADAP PRODUKTIFITAS PETANI SAYUR



PENGARUH MUSIM PENGHUJAN TERHADAP PRODUKTIFITAS PETANI SAYUR DI DESA BATUBIJAYA

BAB I
PENDAHULUAN

1.    LATAR BELAKANG MASALAH

Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
Di Natuna sendiri sudah mulai menampakan tanda-tanda datangnya musim hujan, beberapa hari terakhir hujan senantiasa mengguyur wilayah Natuna siang dan malam hal ini tentu mengganggu kelancaran perekonomian serta ditribusi barang dari produsen kepada distributor atau konsumen, begitu juga di desa Batubi yang sebagian masyarakatnya merupakan petani sayur, maka dari itu penulis ingin mengetahui seberapa besar dampak dari musim hujan pada produktifitas petani sayur.



2.    PERMASALAHAN

a.      Identikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas tersebut  dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :
1.      Apa pengaruh Musim Penghujan terhadap Perekonomian di Kabupaten Natuna?
2.      Dimanakah sektor perekonomian yang paling dipengaruhi oleh musim hujan?
3.      Kapan Natuna mengalami musim hujan?
4.      Bagaimanakah kesiapan Petani sayur dalam menghadapi musim hujan?
5.      Apa pengaruh Musim Penghujan terhadap produktivitas Petani sayur di Desa Batubijaya Kecamatab Bnguran Barat Kabupaten Natuna?
6.      Mengapa Petai sayur harus mempersiapkan diri dalam menghadapi musim hujan?

b.      Batasan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang ada, mengingat keterbatasan penulis dari segi pikiran, waktu, tenaga serta biaya maka penulis membatasi permasalahan yaitu Pengaruh Musim penghujan terhadap Produktifias Petani Sayur.

c.       Rumusan Masalah
Dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalahnya adalah adalah: Apa Pengaruh Musim Penghujan Terhadap Produktifitas Petani Sayur di Desa Batubijaya Kecamatan Bunguran Barat Kabupaten Natuna?”
3.    ALASAN MEMILIH JUDUL

1.      Sebagai Mahasiswa  perlu memberikan kontribusi nyata terhadap ekonomi mikro.
2.      Masalah yang penulis angkat adalah masalah klasik yang setiap tahun terulang karena dipengaruhi oleh cuca.
3.      Sebagai Mahasiswa di bidang ekonomi dianggap perlu memcahkan masalah yang dihadapi oleh pelaku Ekonomi.
4.      Belum ada penelitian yang berkaitan tentang hal tersebut.
5.      Penelitian tersebut sesuai dengan kemampuan penulis.































BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


1.        TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Ø  Tujuan Penelitian:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Musim penghujan Terhadap Produktifitas Petani Sayur.

Ø  Manfaat Penelitian:
1.      Memberikan gambaran tentang musim hujan, sehingga para Petani dapat mengantisipasi sebelumnya.
2.      Bagi pelaku Ekonomi dapat mengetahui dampak dari musim penghujan.
3.      Bagi Instansi Pemerintah dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan
4.      Penelitian ini diharapkan mampu memberikan solusi bagi pelaku Ekonomi

2.        KAJIAN TEORITIS


1.      Pengertian Musim Hujan
Musim hujan atau musim basah adalah musim dengan ciri meningkatnya curah hujan di suatu wilayah dibandingkan biasanya dalam jangka waktu tertentu secara tetap. Musim hujan hanya dikenal di wilayah dengan iklim tropis. Secara teknis meteorologi, musim hujan dianggap mulai terjadi apabila curah hujan dalam tiga dasarian berturut-turut telah melebihi 100 mm per meter persegi per dasarian dan berlanjut terus. Apabila hal ini belum terpenuhi namun curah hujan telah tinggi kondisinya dianggap sebagai peralihan musim (pancaroba).
Di daerah tropis musim hujan bergantian dengan musim kemarau (musim kering) dan sangat dipengaruhi oleh pergerakan semu Matahari tahunan. Pergerakan Matahari mengubah peta suhu udara dan permukaan tanah dan samudera. Pada gilirannya perbedaan suhu akan mengubah konsentrasi uap air di udara. Biasanya musim hujan terjadi pada bagian bumi yang tengah mengalami posisi zenith peredaran semu Matahari.
2.        Pengertian Kegiatan Ekonomi dan Produktivitas

a.      Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi[1] adalah kegiatan yang dilakukan orang dalam bidang ekonomi untuk menghasilkan pendapatan dalam rangka memenuhi kebutukan hidup.
Kegiatan ekonomi secara garis besarnya meliputi produksi, distribusi dan konsumsi.

v  Produksi adalah kegiatan menambah faedah ( kegunaan ) suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan. Produksi di bagi menjadi dua macam yaitu produksi barang dan produksi jasa.

v  Distribusi[2] adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut pada dasarnya menciptakan faedah (utility) waktu, tempat, dan pengalihan hak milik.


v  Konsumsi adalah tindakan menghabiskan atau mengurangi secara berangsur-angsur manfaat suatu barang dalam memenuhi kebutuhan untuk memelihara kelangsungan hidupnya.

b.      Produktivitas
Produktivitas merupakan istilah dalam kegiatan produksi sebagai perbandingan antara luaran (output) dengan masukan (input). Menurut Herjanto, produktivitas merupakan suatu ukuran yang menyatakan bagaimana baiknya sumber daya diatur dan dimanfaatkan untuk mencapai hasil yang optimal. Produktivitas dapat digunakan sebagai tolak ukur keberhasilan suatu industri atau UKM dalam menghasilkan barang atau jasa. Sehingga semakin tinggi perbandingannya, berarti semakin tinggi produk yang dihasilkan. Ukuran-ukuran produktivitas bisa bervariasi, tergantung pada aspek-aspek output atau input yang digunakan sebagai agregat dasar, misalnya: indeks produktivitas buruh, produktivitas biaya langsung, produktivitas biaya total, produktivitas energi, produktivitas bahan mentah, dan lain-lain.

3.      Konsep Petani dan Pertanian
Petani[3] adalah orang yang pekerjaannya bercocok tanam pada tanah pertanian. Definisi petani menurut Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa petani adalah orang yang melakukan cocok tanam dari lahan pertaniannya atau memelihara ternak dengan tujuan untuk memperoleh kehidupan dari kegiatan itu.

Pengertian petani yang dikemukakan tersebut di atas tidak terlepas dari pengertian pertanian. Anwas (1992 :34) mengemukakan bahwa pertanian adalah kegiatan manusia mengusahakan terus dengan maksud memperoleh hasil-hasil tanaman ataupun hasil hewan, tanpa mengakibatkan kerusakan alam.

Bertolak dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa antara petani dan pertanian tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu perbedaannya hanya terletak pada obyek saja.

Menurut Slamet (2000 18-19), petani asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri, bukan penyakap maupun penyewa. Petani asli misalnya ya, saya punya lahan sendiri,dikerjakan sendiri. Kalau yang palsu kita cuma ketengan. Paling kita beli satu tahun, gitu. Sewa. Soalnya, bukan tanah sendiri. Misalnya itu, sudah satu tahu kan sudah habis. Kalau sudah nggak bisa bayar lagi ya orang lain. Ketika ditanya, jika seseorang yang memiliki tanah tetapi pengelolaannya dikerjakan oleh buruh tani, apakah masih bisa disebut petani asli, pak Slamet mengatakan,”ya bisa, itu namanya petani. Menurutnya, sekecil apapun tanah yang dimiliki seorang petani, dia tetap disebut petani asli jika dia memiliki tanah sendiri. Sebaliknya, meskipun seseorang mampu menguasai tanah luas, tetapi tanah yang dikuasainya itu bukan miliknya sendiri, dia tidak bisa disebut sebagai petani asli, melainkan petani ketengan. Menurutnya, seluas apapun tanah yang dikuasai oleh petani ketengan, dia belum bisa disebut orang kaya. Karena itu, tidak mengherankan jika seorang petani ketengan tidak dapat meningkatkan status sosialnya dalam struktur masyarakat desa bedasarkan penguasaan tanahnya.

Dari uraian pak Slamet, dapat disimpulkan, bahwa yang dimaksud dengan petani asli adalah petani yang memiliki tanah sendiri-bukan penyewa maupun penyakap-terlepas dari apakah tanahnya itu digarap sendiri secara langsung maupun digarap oleh buruh tani.


4.        HIPOTESIS

1.    Musim Penghujan berpengaruh terhadap Produktivitas Petani Sayur di Desa Batubijaya.

2.    Musim Penghujan tidak berpengaruh terhadap Produktivitas Petani Sayur di Desa Batubijaya.














BAB III
METODOLOGI PENELITIAN



a.  Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan di laksanakan di Desa Batubijaya Kecamatan Bunguran Barat  Kabupaten Natuna yang terdiri dari Petani Sayur.

b.   Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus.

Populasi yang terdapat dalam penelitian ini adalah Petani Sayur di Desa Batubijaya Kecamatan Bunguran Barat  Kabupaten Natuna

c.  Sampel

Jika kita hanya meneliti sebagian dari populasi, maka penelitian disebut penelitian sampel. Sampel adalah sebagian atau mewakili populasi yang akan diteliti.

Mengingat jumlah populasi terlalu banyak untuk di teliti, maka penulis hanya mengambil sebagian dari populasi saja.

d. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam teknik pengumpulan data peneliti menggunakan teknik keusioner atau angket dan dokumentasi

1.      Dokumentasi adalah tujuan untuk memperoleh data langsung dari tempat penelitian, meliputi buku – buku yang relevan, peraturan – peraturan, laporan kegiatan, foto – foto, film dokumentasi.

2.      Kuesioner atau angket adalah teknik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi sendiri oleh responden.

e. Teknik Analisi Data

Apabila datanya telah terkumpul, maka lalu di klasifikasikan menjadi 2 kelompok data yaitu : data Kualitatif dan data Kuantatif. Terhadap data yang bersifat Kualitatif yaitu di gambarkan dengan kata – kata atau kalimat dipisah – pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Selanjutnya data yang bersifat Kuantatif yang berwujud angka – angka hasil perhitungan atau pengukuran dapat diproses, dijumlahkan, dibandingkan dengan jumlah yang diharapkan dan diperoleh persentase.



















·         SISTEMATIKA PEMBAHASAN

BAB I          :  PENDAHULUAN
                                                                                           1.      Latar Belakang
                                                                                           2.      Permasalahan
a.    Identifikasi Masalah
b.    Rumusan Masalah
c.    Batasan Masalah
                                                                                           3.      Alasan Memilih Judul

BAB II           : TINJAUAN PUSTAKA
1.                        Tujuan dan Kegunaan Penelitian
2.                        Kajian Teoritis
3.                        Hipotesis
BAB III            : METODOLOGI PENELITIAN
a.    Lokasi dan Waktu Penelitian
b.    Populasi
c.     Sampel
d.    Teknik pengumpulan data
e.  Teknik Analisis data


BAB IV            : PENUTUP
Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA






BAB IV
KESIMPULAN

Iklim merupakan suatu konsep yang abstrak, dimana iklim merupakan komposit dari keadaan cuaca hari ke hari dan elemen-elemen atmosfer di dalam suatu kawasan tertentu dalam jangka waktu yang panjang. Iklim bukan hanya sekedar cuaca rata-rata, karena tidak ada konsep iklim yang cukup memadai tanpa ada apresiasi atas perubahan cuaca harian dan perubahan cuaca musiman serta suksesi episode cuaca yang ditimbulkan oleh gangguan atmosfer yang bersifat selalu berubah, meski dalam studi tentang iklim penekanan diberikan pada nilai rata-rata, namun penyimpangan, variasi dan keadaan atau nilai-nilai yang ekstrim juga mempunyai arti penting.
Natuna yang sebagian besar wilayahnya adalah lautan sangat terpengaruh oleh cuaca yang sangat cepat berubah-ubah apalagi sekarang memasuki musim penghujan.


















DAFTAR PUSTAKA

Arisandi, Yahoma dan Yoovita Andriani. 2001. Pertanian Sebagai Alternatif. Jakarta: Setia Kawan
Said, Ahmad. 2007. Petani Sayur Untuk Mandiri. Jakarta: Sinar Wadja Lestari
Dalimartha, Setiawan, dr. 2001. 36 Tips Pertanianl. Jakarta: Penebar Swadaya
Hariani, Sangat M. dkk. 2000. Peluang Bertani Sayur. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Wahana, Jaka dan Kirbrandoko, 1995, Pengantar Mikro Ekonomi Jilid I, Terjemahan Cetakan pertama, Binarupa Aksara, Jakarta
http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/kegiatan-ekonomi-konsumen-produsen/

http://globallivebook.blogspot.com/2013/08/konsep-petani-dan-pertanian.html






[1] http://wardayadi.wordpress.com/materi-ajar/kelas-x/kegiatan-ekonomi-konsumen-produsen/
[2] Sumber:http://ahmadqusyairi.blogspot.com/2010/02/defini-dan-contoh-sistem- terdistribusi.tgl 2 Desember

0 Response to "PENGARUH MUSIM PENGHUJAN TERHADAP PRODUKTIFITAS PETANI SAYUR"

Post a Comment

SITEMAP

Contak Us