MODUL
IV
MANUSIA
SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL
Manusia adalah khalifah yang diturunkan oleh Tuhan dimuka
bumi dalam bentuk yang sebaik-baiknya untuk memikirkan bumi. Kelebihan manusia
dari segi biologis adalah:
1. Otak yang besar dan susunan saraf
yang kompleks
2. Alat bersuara yang keras.
3. Tangan dan jari-jari yang bebas
digerakkan.
4. Anggota badan yang memungkinkan
manusia untuk berdiri.
7 pokok perbedaan tingkah laku manusia dengan makhluk lain,
yaitu:
1. Sebagian besar kelakuan manusia
dikuasai oleh akal, sedangkan hewan oleh nalurinya.
2. Sebagian besar kehidupan manusia
dapat berlangsung dengan bantuan peralatan kerja sebagai hasil kerja akal.
3. Sebagian besar kelakuan manusia
didapat dan dibiasakan melalui proses belajar sedang pada hewan melalui proses
naluri.
4. Manusia mempunyai lambang, mempunyai
bahasa lisan dan tulisan sedangkan hewan tidak.
5. Pengetahuan manusia bersifat
akumulatif (terus bertambah).
6. Sistem kerja diatur sedemikian rupa
dengan keterampilan masing-masing.
7. Masyarkat (manusia) sangat beraneka
ragam.
A.
MAKNA MANUSIA SEUTUHNYA
Manusia
adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan. Manusia memiliki akal dan budi.
a. Tinjauan Teoritis (teori Darwin)
Beliau
mengatakan secara tegas bahwa “manusia berasal dari evolusi makhluk di
bawahnya”
b. Tinjauan Kegamaan (religius)
Tinjauan keagamaan adalah Adam, sedangkan dari salah satu
tulang rusuk Adam diciptakanlah Hawa sebagai jenis Wanita. Dari kedua jenis
manusia itulah maka berkembang manusia yang kini tersebar di seluruh dunia.
B.
KEDUDUKAN MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK TUHAN
a. Makhluk religi, manusia cenderung
beragama.
b. Makhluk berstatus sebagai makhluk
individu, memiliki khas sendiri.
c. Manusia sebagai makhluk sosial,
membutuhkan orang lain untuk bertahan hidup.
d. Manusia sebagai makhluk Miliu,
makhluk berlingkungan alam.
e.
Manusia sebagai makhluk yang percaya pada Causa Prima,
dikendalikan oleh Tuhan.
C.
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti
makluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak bisa dipisahkan antara jiwa dan
raganya.
D.
HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI ANGGTA KELUARGA
Keluarga merupakan sebuah kelompok
yang terbentuk dari perhubungan individu laki-laki dan wanita, perhubungan yang
sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
E. SIAPAKAH MASYARAKAT ITU?
Masyarakat adalah sekumpulan
orang-orang yang bersatu dan disatukan oleh kebudayaan yang sama, atau sejumlah
manusia daam arti yang seluasluasnya dan terikat oleh suatu kebudayaan yang
dianggap sama.
F. BERMASYARAKAT DALAM BERBAGAI JENIS
KEHIDUPAN YANG MELIPUTI JENIS – JENIS TATANAN HIDUP BERKELOMPOK
·
Konsep Kelompok Sosial Budaya
1.
Lingkungan Sosial Budaya
2.
Bentuk Sosial Budaya
Bentuk sosial budaya artinya setiap kelompok sosial budaya
mempunyai batas-batas yang telah ditentukan berdasarkan tipe kelompok yang
membedakannya dengan kelompok yang lain.
a.
Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kesatuan geografis.
b.
Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan ikatan perkawinan.
c.
Tipe kelompok sosial budaya berdasarkan kepentingan yang
sama.
d.
Tipe kleompok sosial budaya berdasarkan keahlian
professional.
3.
Cara Hidup Sosial Budaya
Dalam ilmu sosial dan budaya dasar, kode etik merupakan
pandangan hidup kelompok sosial yang bersangkutan.
4.
Tujuan Sosial Budaya
Tujuan kelompok sosial dibedakan menjadi:
a.
Membentuk dan memelihara persatuan dan kesatuan.
b.
Membentuk dan memelihara kehidupan rumah tangga.
c.
Mewujudkan kesejahteraan bersama.
d.
Melayani kepentingan klien atau konsumen berdasarkan
keahlian professional.
·
Kebutuhan Manusia
1. Kebutuhan jasmani
2. Kebutuhan rohani
3. Kebutuhan biologis
4. Pemenuhan kebutuhan apabila ketiga
kebutuhan dapat dipenuhi melalui masyarakat, berlakulah bahwa manusia adalah
makhluk sosial.
G.
PERANAN, STATUS, KEPEMIMPINAN DAN KELOMPOK
Kepemimpinan (leadership) adalah kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain (yang dipimpin atau pengikut), sehingga
orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin
tersebut.
H.
STRUKTUR DAN SISTEM SOSIAL
1.
Struktur Sosial
ü Pengertian
Hendropuspito (1999) mendefinisikan
bahwa struktur sosial adalah skema penempatan nilai-nilai sosial budaya dan
organ-organ masyarakat pada posisi yang dianggap sesuai demi berfungsinya
organisme masyrakat sebagai suatu keseluruhan, dan demi kepentingan
masing-masing.
ü Unsur –unsur Struktur Sosial
Pada dasarnya, struktur sosial
merupakan jaringan dari unsur sosial yang pokok dalam masyarakat (Soekanto,
1993). Unsur meliputi:
1.
Kelompok-kelompok sosial
2. Kebudayaan
3. Lembaga sosial
4. Stratifikasi
sosial
5. Kekuasaan dan
wewenang
ü Jenis-jenis Struktur Sosial
1. Struktur kaku
dan struktur luwes (tidak diubah)
2. Struktur formal
dan struktur informal (resmi berdasarkan hukum)
3. Struktur
homogen dan struktur heterogen
4. Struktur
mekanis dan statistic
5. Struktur
kewibawaan dan struktur kerja sama (mengemukakan pendapat)
6. Struktur atas
dan struktur bawah
2. Sistem Sosial
Terbentuknya masyarakat sebagai
suatu sistem sosial yang terdiri atas struktur sosial dan proses-proses sosial.
Ikatan-ikatan tertentu untuk menanamkan masyarakat pada suatu kesatuan manusia,
yaitu:
ü Ada ikatan adat-istiadat yang
merupakan ciri khas kehidupannya dan berlangsung terus-menerus.
ü Adanya interaksi antar warga
masyarakat.
ü Adanya norma-norma atau hukum dan aturan-aturan
tertentu yang mengatur seluruh pola perilaku warganya.
Cirri-cirinya adalah:
a.
Adanya sejumlah orang yang tinggal dalam suatu daerah
tertentu.
b.
Mempunyai hubungan yang tetap satu sama lain.
c.
Dari hubungan itu, mereka membentuk suatu sistem hubungan
antar manusia.
d.
Mereka terlibat karena memiliki kepentingan bersama.
e.
Memiliki tujuan bersama dan mengadakan kerja sama.
f.
Mengadakan ikatan berdasarkan unsur-unsur sebelumnya.
g.
Memiliki perasaan solidaritas dan perasaan berbagi rasa.
h.
Mereka sadar bahwa di antara mereka, tergantung satu sama
lain.
i.
Mereka dengan sendirinya membentuk norma-norma berdasarkan
sistem yang tebentuk.
j.
Membentuk kebudayaan bersama berdasarkan unsur-unsur yang
ada.
Terbentuknya
suatu masyarakat dengan syarat:
a)
Seluruh anggota masyarakat merasa terikat karena memiliki
soliaritas.
b)
Pengorbanan yang diberikan berupa pengendalian diri, menahan
emosi, hawa nafsu, dan lain-lain yang dapat mewujudkan ketentraman dan keamanan
demi kepentingan bersama.
3. Unsur-unsur yang terkandung dalam masyarakat:
Golongan sosial
Kategori sosial
Lapisan Sosial
Ø Kelompok Sosial
Kelompok sosial dibedakan menjadi:
1. Masyarakat
Paguyuban
2. Masyrakat
Patembayan
Ø Perbedaan antara kelompok (group)
dan masyarakat (society)
1. Kelompok adalah “perkumpulan
orang-orang yang berinteraksi antara satu dengan lainnya dan mempunyai beberapa
aktivitas bersama, minimal terdiri atas 3 orang individu.
2. Masyarakat
adalah “sekelompok orang, sekurang-kurangnya memiliki bersama kebudayaan yang
jelas, menempati wilayah tertentu.
Ø Proses-proses Sosial
Bentuk-bentuk proses sosial:
- Sosialisasi
- Pengendalian Sosial
1. Masyarakat Kota
Adalah mereka yang tinggal dikota, mata pencahariannya berwujud bekerja
dipemerintahan, swasta, lebih mengutamakan perdagangan dan industri.
2. Masyarakat Desa Adalah
penduduknya berbuat di bidang pertanian, perikanan, peternakan, atau gabungan
dari semuanya.
I. HAKIKAT MASYARAKAT DAN MAKNA MANUSIA
SEBAGAI MAKHUK SOSIAL
a. Makna
Individu adalah manusia perseorangan.
b. Makna
Keluarga merupakan kelompok primer yang paling penting dalam suatu masyarakat. Fungsi
Keluarga menurut William F. Ogburn, yaitu:
a.
Fungsi Pelindung
b.
Fungsi Ekonomi
c.
Fungsi Pendidikan
d.
Fungsi Rekreasi
e.
Fungsi Agama
Menurut Hasan Sadily berpendapat bahwa
masyarakat adalah suatu keadaan badan atau kumpulan manusia yang hidup bersama.
Syarat-syarat suatu masyarakat;
1. Harus ada pengumpulan manusia dan
harus banyak.
2. Telah bertempat tinggal dalam waktu
yang lam dalam suatu daerah tertentu.
3. Adanya aturan-aturan atau
undang-undang.
Faktor-faktor
yang dapat menyebabkan manusia hidup bersama:
1. Dorongan
untuk mencari makan.
2. Dorongan
untuk mempertahankan diri.
3. Dorongan
untuk melangsungkan jenis.
J. FUNGSI DAN TUGAS MANUSIA SEBAGAI
MAKHLUK SOSIAL
a. Fungsi
Manusia dalam Masyarkat
Manusia di masyarakat berfungsi
sebagai penyusun masyarakat itu sendiri.
b. Tugas
Manusia dalam Masyarakat
Manusia di masyarakat bertugas
sebagai pembentuk, pelaku, dan pemakai masyarakat itu sendiri.
c. Masyarakat
sebagai Wadah Pemanusiaan Individu
Dengan adanya masyarakat
individu-individu akan menyadari bahwa dirinya memerlukan orang lain untuk
menolongnya.
d. Tugas Keluarga
Membina Individu sebagai Makhluk Sosial
Keluarga bertugas menjadikan
anak-anaknya sebagai wahana atau tempat pembentuk kepribadian individu.
e. Individu sebagai
Anggota Keluarga
Keluarga diartikan sebagai suatu
satuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang
ditandai adanya kerja sama ekonomi.
f. Inividu sebagai
Anggota Masyarakat
Masyarakat adalah suatu kelompok
manusia yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, adat-istiadat yang
sama-sama ditaati dalam lingkungannya.
K. PERUBAHAN DAN STRATIFIKASI SOSIAL
a) Stratifikasi Sosial
Menurut
Pitirim A. Sorokin (dalam Soekanto, 1989), stratifikasi sosial merupakan ciri
yang tetap dan umum pada setiap masyarakat yang hidup teratur.
b) Unsur-unsur dalam Stratifikasi
Sosial
1. Status
atau kedudukan
- Status
yang diperoleh (Ascribed Status)
- Status
yang diraih (Achieved Status)
2. Peran
merupakan aspek dinamis dari kedudukan atau status.
c) Terjadinya Stratifikasi Sosial dan
Fungsinya
1. Terjadinya
stratifikasi sosial
- Terjadi
secara alamiah atau dengan sendirinya
- Terjadi
karena bentukan untuk mencapai tujuan bersama.
2. Fungsi
stratifikasi sosial
- Menjelaskan
kedudukan seseorang pada tempat-tempatnya dalam masyarakat.
- Terjadinya
distribusi pengargaan
- Terjadinya
ketertiban dan penertiban sosial
- Dasar-dasar
stratifikasi sosial
Faktor-faktor yang membentuk ketidak samaan sosial:
1.
Ukuran kenyamanan
2.
Ukuran Kekuasaan
3.
Ukuran Kehormatan
4.
Ukuran Ilmu Pengetahuan
Bentuk-bentuk Stratifikasi Sosial
1)
Stratifikasi sosial berdasarkan kriteria ekonomi
Kelas Sosial Atas
Kelas Sosial Menengah
Kelas Sosial Bawah
2)
Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Sosial adalah
pembedaan anggota masyarakat ke dalam kelompok tingkatan sosial berdasarkan
status sosialnya.
3)
Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Politik yaitu
kelompok lapisan atas elite kekuasaan (disebut kelompok dominan atau menguasai)
dan kelompok lapisan bawah atau yang dikuasai (disebut massa).
4)
Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Pekerjaan yaitu Jenis
pekerjaan dapat dipergunakan untuk membedakan lapisan-lapisan sosial dalam
masyarakat.
5)
Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Kehormatan Ukuran
kehormatan terlepas dari pemilikan kekayaan maupun kekuasaan.
6)
Stratifikasi Sosial berdasarkan Kriteria Budaya Suku Bangsa.
Di Jawa terdapat pelapisan sosial, yaitu:
§ Golongan wong baku (cikal bakal)
§ Golongan kuli gondok (lindung)
§ Golongan mondok emplok
§ Golongan rangkepan
§ Golongan sinoman
Selain itu ada juga yang berdasarkan keturunan:
v Golongan priyayi
v Golongan wong cilik
7)
Pengaruh Stratifikasi Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat
1.
Terjadinya Hierarkhi dalam Berbagai Struktur Sosial
2.
Munculnya Lambang-lambang Status Sosial
3.
Penindasan oleh Segmen-Segmen Besar dalam Masyarakat
MODUL
V
MULTIKULTURALISME
DAN KESEDERAJATAN
1. Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
a.
Diskriminasi di antara Demokrasi dan Hak Asasi
Diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecahan, atau
pengucilan yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan
manusia atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, bahasa, dan keyakinan
politik. Pelanggaran hak asasi manusia adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat Negara baik disengaja maupun tidak disengaja
maupun tidak disengaja atau kelalaian.
b.
Integrasi dan Disentegrasi
Setiap orang bebas memilih kewarnegaraannya, setiap orang
berhak mencari suaka untuk memperoleh perlindungan politik dari Negara lain dan
tanpa diskriminasi berhak menikmati hak-hak yang bersumber dan melekat pada
kewarnegaraannya serta wajib melaksanakan kewajibannya sebagai warga Negara
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
c.
Bhinneka Tunggal Ika sebagai Salah Satu Upaya Mengatasi
Keragaman Sosiokultural
Bangsa Indonesia mendasarkan pandangan
hidupnya dalam bermasyarkat, berbangsa, dan bernegara pada suatu asas kultural
yang melekat pada bangsa itu sendri. Nilai-nilai kenegaraan itu terletak itu
terletak pada sila-sila Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.
2. Manusia Beradab dalam Keragaman
a.
Keragaman Budaya dan Peradaban
Yang membedakan manusia sebagai makhluk budaya ialah
perwujudan budaya menurut keadaan ,waktu, dan tempat atau perwujudan budaya
menurut keadaan, waktu dan tempat atau perwujudan budaya dengan menekankan
dengan akal, perasaan dan kehendak sebagai kesatuan dan penekanan pada akal
(rasio) saja.
b.
Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Filsafat dan Peradaban
3. Faktor Perekonomian
c.
Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman
Sebagai manusia beradab, sikap kita terhadap kebudayaan yang
beragam adalah mengikuti perkembangan kebudayaan di daerahnya dan apabila
kebudayaan itu tidak sesuai dengan kita, tidak boleh menganggap remeh
kebudayaan tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib
mengormatinya.
d.
Problematika Keragaman Kultural dalam Perkembangan Peradaban
dan Hidup Beradab
Contoh problematika ini merupakan realitas empirik konflik
di daerah yang mengancam integrasi bangsa di satu sisi dan memerlukan solusi
konkret dalam penyelesaiannya di sisi lain.
e.
Pengaruh Keragaman dan Globalisasi terhadap Pengembangan
Kepribadian Masyarakat
Menghasilkan pengaruh positif dan
negatif.
3.
Makna Keragaman dan Kesederajatan
dalam Masyarakat
Kesamaan
derajat warga Negara di dalam hukum dan di muka pemerintah pada pasal 27 ayat 1
menetapkan bahwa “segala warga Negara bersama-sama kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan
tidak ada kecualinya.
4.
Unsur Keragaman dan Kesederajatan di
Masyarakat Indonesia yang Meliputi :
Ø Suku,
Bangsa dan Ras
Ø Agama dan Keyakinan
Ø Ideologi dan Politik
Ø Adat dan Kesopanan
Ø Kesenjangan Ekonomi
Ø Kesenjangan Sosial
Proses terjadinya pelapisan sosial
ada dua, yaitu :
1. Pelapisan sosial yang
terjadi dengan sendirinya.
2. Pelapisan sosial yang
terjadi dengan sengaja ditujukan untuk mengejar tujuan bersama.
5. Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragama,
Bermasyarakat, Bernegara, dan Kehidupan Global
Pengaruh keragaman terhadap kehidupan
beragama akan menimbulkan dampak positif dan negatif. Dampak positifnya antara
lain satu agama dengan agama yang berbeda dapat saling menghargai dan
menghormati, sedangkan dampak negatifnya antara lain mudah sekali terjadi
ketegangan-ketegangan atau konflik apabila antara pemeluk agama yang satu
dengan agama yang lain terjadi kesalahpahaman.
6. Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
a. Kesederajatan versus Diskriminasi
b. Diskriminatif sebagai Realitas
yang Problematik
c. Persaingan, Tekanan atau
Intimidasi dan Ketidakberdayaan.
Sebab-sebab lain terjadinya diskriminasi
antara lain:
v Latar
belakang sejarah
v Dilatarbelakangi
oleh perkembangan sosiokultural dan situasional
v Bersumber
dari faktor kepribadian
v Berlatar
belakang dari perbedaan keyakinan, kepercayaan, dan agama,
Usaha
mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara lain dengan
cara:
v Perbaikan kondisi sosial ekonomi
v Perluasan kesempatan belajar
v Sikap terbuka dan sikap langsung
v Menghilangkan sikap etnosentrisme
MODUL
VI
MORALITAS
DAN HUKUM
A. Nilai Sebagai sumber Budaya dan kebudayaan
1. Pengertian Nilai, Etika, Moral, dan
Hukum
Nilai adalah sesuatu yang berharga, bermutu, menunjukkan
kualitas, dan berguna bagi manusia. Etika (ethos) berasal dari baasa YUnani
yang artinya adat kebiasaan. Etika dan moral dibedakan dari kaidah istilah dan
ajarannya. Pengertian norma merupakan kaidah atau aturan-aturan yang berisi
petunjuk tentang tingkah laku yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh
manusia dan bersifat mengikat. Norma dalam kehidupan:
a. Norma Agama
-
Berasal dari Tuhan Yang Maha Esa
- Tercantum
dalam kitab suci setiap agama
- Pelanggaran
terhadap norma agama merupakan dosa
- Agar
setiap orang beriman dan bertakwa terhadap Tuhannya
- Agar
tercipta masyarakat yang agamis, tertib, tentram, rukun, damai.
b.
Norma Masyarakat/sosial :
- Bersumber dari masyarakat sendiri
- Pelanggaran atas norma sosial berakibat
pengucilan dari masyarakat
- Tujuan norma sosial supaya tercipta masyarakat
yang saling menghormati
c.
Norma Kesusilaan :
- Berasal dari setiap manusia
- Pelanggaran dari norma ini berakibat penyesalan
- Dalam kehidupan sehari-hari sebaiknya setiap
individu berusaha agar setiap sikap, ucapan dan perilakunya selalu dijiwai oleh
nilai-nilai atau norma agama, kesopanan dan hukum.
d.
Norma Hukum :
- Berasal dari Negara
- Pelanggran atas norma ini berakibat hukuman
sesuai dengan peraturan
- Pelanggaran norma hukum dalam masyarakat akan
memicu berbagai kerusuhan dan perbuatan amoral yang tidak bertanggung jawab
2.
Ciri-ciri Nilai
Sifat-sifat nilai menurut Bambang
Daroeso (1986) adalah sebagai berikut:
a. Nilai itu
suatu realitas abstrak.
b. Nilai
memiliki sifat normatif,
c. Niali
berfungsi sebagai daya dorong atau motivator.
3.
Macam-macam Nilai
Dalam filsafat, nilai dibedakan
dalam tiga macam, yaitu:
a. Nilai
logika adalah nilai benar atau salah
b. Nilai
estetika adalah nilai indah tidak indah
c. Nilai
etika/moral adalah nilai naik buruk
Notonegoro (dalam Kaelan, 2000)
menyebutkan adanya 3 macam nilai:
a.
Nilai material, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
kehidupan jasmani manusia atau kebutuhan ragawi manusia.
b.
Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia
untuk dapat mengadakan kegitan atau aktivitas.
c.
Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi
rohani manusia
Nilai kerohanian meliputi:
a.
Nilai kebenaran yang bersumber pada akal (rasio, budi,
cipta) manusia.
b.
Nilai keindahan atau nilai estetis yang bersumber pada
unsure perasaan (emotion) manusia.
c.
Nilai kebaikan atau nilai moral yang bersumber pada unsure
kehendak (karsa, Will) manusia.
4. Proses
Terbentuknya Nilai, Etika, Moral, Norma, dan Hukum dalam Masyarakat dan Negara
Proses terbentuknya nilai, etika,
moral, norma, dan hukum merupakan proses yang berjalan melalui suatu kebiasaan
untuk berbuat baik, suatu disposisi batin unuk berbuat baik yang tertanam
karena dilatihkan, suatu kesiap sediaan untuk bertindak secara baik, dan
kualitas jiwa yang baik dalam membantu kita untuk hidup secara benar.
5. Dialektika
Hukum dan Moral dalam Masyarakat dan Negara
Hukum dapat dikatakan adil atau
tidak tergantung dari wilayah penilaian moral. Hukum disebut adil bila secara
moral memang adil.
6. Perwujudan
Nilai, Etika, Moral, dan Norma dalam Kehidupan Masyarakat dan Negara
Perwujudan nilai-nilai, etika,
moral, dan norma dalam keyakinan iman bisa saja diterapkan sebagai hukum jika
norma moral yang terkandung di dalamnya bersifat universal.
7. Nilai
di Antara Kualitas Primer dan Kualitas Sekunder
Kualitas primer, yaitu kualitas
dasar yang tanpanya objek tidak dapat menjadi ada, sama seperti kebutuhan
primer yang harus ada sebagai syarat hidup manusia, sedangkan kualitas sekunder
merupakan kualitas yang ditangkap oleh panca indra seperti warna, rasa, bau,
dan sebagainya, jadi kualitas sekunder sperti halnya kualitas sampingan yang
memberikan nilai lebih terhadap sesuatu yang dijadikan objek penilaian
kualitasnya.
8. Tuntunan
dan Sanksi Moral, Norma, Hukum dalam Masyarakat Bernegara
Bagi penganut paham etika keutamaan,
etika kewajiban cenderung jatuh pada kualitas yang minimalis, artinya asal
sudah melakukan kewajban maka sudah berpuas diri, asal sudah memenuhi aturan
maka sudah merasa menjalankan kebaikan.
9. Keadilan,
Ketertiban, dan Kesejahteraan Masyarakat sebagai Wujud Masyarakat Bermoral dan
Menaati Hukum
Aristoteles memberikan contoh
keutamaan moral, yaitu:
a. Keberanian.
b. Ugaari
(prinsip secukupnya, kesederhanaan, empan papan ),
c. Keadilan.
10. Nilai Moral sebagai
Sumber Budaya dan Kebudayaan
Ciri utama suatu masyarakat manusia
adalah suatu kebudayan sebagai asil berbagai karya, rasa, dan cipta manusia
selaku makhluk berakal baik untuk melindungi dirinya sendiri dari keganasan
alam maupun dalam rangkaian menaklukannya ataupun untuk menyelenggarakan
hubungan hidup bermasyarakat secara tertib dan utuh.
1)
Nilai Moral sebagai Sumber Budaya
Ada dua
jenis sumber etika atau moral, yaitu dari Tuhan Yang Maha Esa (etika atau moral
kodrat) dan dari manusia (etika atau moral budaya). Kebudayaan paling sedikit
memiliki tiga wujud, yaitu:
1.
Keseluruhan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya.
2.
Keseluruhan aktivitas kelakuan berpola dari manusia disebut sistem sosial.
3.
Benda hasil karya manusia.
2)
Nilai Moral sebagai Rujukan Nilai Budaya
Etika
adalah nilai-nilai berupa norma-norma moral yang menjadi pedoman hidup bagi
seseorang atau kelompok orang dalam berperilaku atau berbuat.
3)
Nilai Moral sebagai Nilai-nilai Luhur Budaya Bangsa
Nilai
moral adalah nilai atau hasil perbuatan yang baik, sedangkan norma moral adalah
norma yang berisi cara bagaimana berbuat baik.
4)
Nilai Moral sebagai Hasil Penilaian
Kebudayaan
dalam kaitannya dengan ilmu sosial budaya dasar adalah penciptaan, penertiban,
dan pengelolaan nilai-nilai insani, tercakup dalam usaha memanusiakan diri
dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial.
5)
Nilai Moral sebagai Nilai Objektif dan Nilai Subjektif
Bangsa
Sistem
nilai mengandung tiga unsur, yaitu norma moral sebagai acuan perilaku,
keberlakuan norma moral hasilnya perbuatan baik, dan nilai-nilai sebagai produk
perbuatan berdasarkan norma moral.
6)
Nilai Moral sebagai Kebudayaan dan Peradaban sebagai Nilai
Masyarakat
Menilai
artinya memberi pertimbangan bahwa sesuatu itu bermanfaat atau tidak, baik atau
buruk, dan benar atau salah.
3.
Problematika Pembinaan Nilai Moral
1.
Pengaruh Kehidupan Keluarga dalam Pembinaan Nilai Moral
Keluarga berperan sangat penting bagi pembinaan nilai moral
anak.
2.
Pengaruh Teman Sebaya Terhadap Pembinaan Nilai Moral
Pengaruh pergaulan dengan teman sebaya sangat mempengaruhi
sikap dan perilaku generasi muda kita dalam hal moralnya.
3.
Pengaruh Figur Otoritas Terhadap Perkembangan Nilai Moral Individu
4.
Pengaruh Media Telekomunikasi Terhadap Perkembangan Nilai
Moral
5.
Manusia dan Hukum
0 Response to "MODUL IV - VI MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU DAN SOSIAL"
Post a Comment