PERADABAN ISLAM UTSMAN DAN ALI




                                                                             BAB I
                                                                            PENDAHULUAN


Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.
Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang risalahilahiyah                    ini        tidak            pernah bergantung pada         satu   nama pun.
Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya fitnah  yang    disulut oleh                 kedengkian        musuh-musuh  islam.
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian diterapkan dalam             kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang pertama sekali merasakan manisnya cucuran hidayah         dan kemudian berbuah  prilaku yang  baik   dan elegan.













BAB II
PEMBAHASAN
A.    PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab memerintah atau menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan yaitu dari tahun 13 H-23 H (634 M-644 M). Beliau meninggal pada usia 63 tahun pada bulan Dzul Hijjah disebabkab dibunuh oleh seorang berkebangsaan Persia yang bernama Abu Lu`lu yang menyimpan dendam kepada Umar bin Khattab yang telah menaklukkan negrinya. Jenazah Umar bun Khattab dikebumikan di samping kuburan Abu Bakar r.a dan Rasulullah SAW.
Banyak kemajuan yang dialami oleh umat Islam dan agama Islam pada masa khalifah Umar bin Khattab, diantara kemajuan yang dialami pada masa Umar bin Khattab adalah sebagai berikut :
1.      Penyebaran (ekspansi) syari`at Islam ke luar Jazirah Arab
Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan misi penyebaran Islam ke luar jazirah Arab seperti yang telah dilakukan oleh Khalifah sebelumnya yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar r.a beliau berhasil menyatukan kembali yang ada di jazirah Arab setelah adanya gerakan pembangkangan. Sementara daerah di luar jazirah Arab yang berhasil dikuasai adalah daerah Ubullah (terletak di pantai teluk Persia), lembah mesopotomia, Hirat, Dumat al-Jandal yang berada di Suriah, sebagian daerah perbatasan Palestina, Suriah dan sekitarnya.
Perluasan wilayah pada zaman Umar bin Khattab berlangsung kurang lebih 10 tahun; dengan waktu yang relatif cukup singkat daerah yang dikuasai oleh umat Islam bertambah secara spektakuler. Daerah yang berada di bawah kekuasaan khalifah Umar bin Khattab terbentang dari Tripoli (Afrika Utara) di barat sampai Persia di timur; dari Yaman di selatan sampai Armenia di utara.
Kegemilangan penaklukan daerah-daerah pada masa pemerintahan Umar bin Khattab ditandai dengan penaklukan Suriah dan Palestiana yang pada saat itu berada dalam kekuasaan Byzantium; sementara Byzantium sendiri bisa dikuasai pada tahun 636 M juga Damaskus bisa dikuasai pula pada tahun tersebut. Tahun 638 M daerah Darussalam juga bisa dikuasai. Pada tahun 639 M dilakukan penyerangan ke daerah-daerah yang berada di negeri Mesir, dan dalam kurun tiga tahun Mesir dapat dikuasai. Tahun 641 M negara Palestina dan Suriah dapat dikuasai secara penuh; dan tahun 642 M sebagian daerah Persia dan daerah Palestina dapat dikuasai; serta ketika beliau wafat kedua negara tersebut dapat dikuasai sepenuhnya. Penaklukan-penaklukan daerah strategis ini menaikkan citra Islam di mata dunia.


2.    Administrasi Negara
Bertambah luasnya daerah di bawah kekuasaan Islam membuat Umar berfikir bagaimana cara mengelola dan mengatur roda pemerintahan yang berada di bawah kekuasaannya. Maka selanjutnya Umar bin Khattab membuat terobosan dengan melahirkan inovasi-inovasi dalam mengelola pemerintahannya. Dalam berbagai riwayat, Umar ditampilkan sebagai sosok yang mampu mengatasi persoalan-persoalan administrasi di wilayah yang baru. Diantara inovasi yang beliau lakukan adalah dalam hal pengadministrasian negara; contoh inovasi-inovasi yang beliau lakukan adalah sebagai berikut :
a.      Menyatukan dan mengorganisir orang-orang Arab yang telah masuk Islam ke dalam sebuah wadah persemakmuran agama-militer, di mana para anggotanya adalah kaum muslimin, karena bagi mereka yang non muslim tidak bisa menjadi tentara perang.
b.       Umar berasumsi bahwa tidak ada agama lain di semenanjung Arab yang dilindungi selain Islam, maka Umar mengusir orang-orang Yahudi Khaibar yang tinggal di Jericho dan tempat-tempat lainnya; serta orang-orang Kristen Najran yang melarikan diri ke Suriah dan Irak.
c.        Orang Dzimmi, penduduk wilayah taklukkan akan mendapat perlindungan dari penguasa muslim dan tidak diwajibkan militer, karena Islam melarang orang non muslim menjadi angkatan perang
d.        Berkaitan dengan masalah perpajakan yang berada di daerah taklukkan wajib membayar pajak; sementara mereka yang masuk Islam tidak dibebankan untuk membayar pajak tapi diganti dengan kewajiban membayar zakat.
e.        Ghanimah menurut Umar adalah berupa harta bergerak dan tawanan perang; sementara tanah dan mata uang dipandang sebagai fay dan menjadi hak komunitas Islam secara keseluruhan.
f.         Adanya sensus penduduk yang merupakan sensus pertama yang terjadi dalam sejarah perjalanan umat. Sensus ini dilakukan untuk membagikan pendapatan negara.
3.      Membentuk Angkatan Perang Islam
Pembentukan tentara perang pada masa Umar bin Khattab lebih tertata rapih. Tentara perang adalah orang muslim dari semua suku dan bangsa. Pasukan perang dipimpin oleh seorang komandan dan panglima tertinggi (amǐr) adalah khalifah yang berada di Madinah yang memberikan otoritas kepada para jendral.
Pada masa khalifah Umar ini, strategi-strategi perang telah ditanamkan kepada kaum muslimin. Salah satunya adalah dengan menempatkan pasukan utama yang diapit oleh dua pasukan sayap yang terdiri dari pasukan panah dan tombak; begitu juga dengan menempatkan regu cadangan pada tempat-tempat yang strategis.

4.      Penanggalan Hijriyyah
Umar berijtihad bahwa untuk penanggalah tahun hijriyyah harus dimulai disaat Rasulullah SAW dan para sahabat mengadakan hijrah ke kota Madinah. Baliau beralasan karena inilah titik awal penyebaran syari`at Islam ke seluru negri. Maka terhitung sejak kepemimpinan beliau yaitu tahun 16 H (637 M) mulai dipergunakan penanggalan hijriyyah.
5.      Pengumpulan tulisan-tulisan al-Qur`an
Khalifah Umar bin Khattab berfikir bahwa konsekwensi dari adanya peperangan–peperangan yang terjadi adalah gugurnya para sahabat dalam peperangan tersebut; tak terkecuali para sahabat yang tergolong para huffadz atau para penghafal al-Qur`an. Maka berdasarkan realita yang terjadi, maka Umar memerintahkan untuk mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar di antara para sahabat. Hal ini dilakukan oleh Umar bin Khattab semata-mata untuk menjaga kemurnian al-Qur`an; kelak pengumpulan ini dijadikan sebagai salah satu rujukan yang digunakan oleh khalifah Utsman bin Affan untuk membuat mushaf al-Qur`an.


B.     PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN

1.Utsman   menjadi        khalifah
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang sahabat
sepanjang sejarah manusia.

4.Perluasan    wilayah   Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya. Namun demikian, meski disana-sini banyak kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia. Maka islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.
5.Pembentukan  Armada  laut   Islam     pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari. Seperti halnya kitab suci umat lain yang selalu berbeda antar sekte yang satu
dengan yang lainnya.
Maka diutuslah beberapa orang kepercayaannya untuk menyebarkan Al – Qur’an hasil kodifikasinya ke beberapa daerah penting antara lain Makkah, Syiria. Kuffah, Syam, Bashrah dan Yaman. Kemudian Beliau menginstruksikan untuk membakar seluruh mushaf yang lain dan berpatokan                      pada    mushaf       yang    baru   yang    diberi     nama
Mushaf       Al-Iman.

Akhir   Masa   Kepemimpinan
Ustman bin Affan

Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.


Pada masa Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuh nya Usman oleh kaum pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum  muslimin di madinah dalam suasana sangat kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat, maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin Abi Thalib di angkat dengan di ba’iat oleh masyarakat.
Dalam masa pemerintahannya, Ali bin AbiThalib menghadapi pemberontakan Thalhah Zubair dan Aisyah. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh Ustman dan mereka menuntut bela’ terhadap darah Ustman yang telah di tumpahkan secara dhalim. Perang ini di kenal dengan nama perang Jamal. Bersamaan dengan itu, kebijaksanaan -kebijaksanaan ali bin Abi Thalib juga mengakibatkan timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah. Yang di dukung oleh bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaanya. Pertempuran yang terjadi di kenal dengan perang Siffin. Perang ini di akhiri dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah, bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang keluar dari barisan Ali).
Diantara perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :
a)       Terciptanya ilmu bahasa/nahwu (Aqidah nahwiyah)
b)      Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an
c)       Berkembangnya Sastra






















PENUTUP

KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pemaparan diatas adalah, bahwa dalam sejarah pemerintahan islam tidak ada satu pun konsep negara islam. Sebab ssemuanya tergantgung pada situasi dan kondisi yang ada. Seperti Abu Bakar yang diangkat dengan sistem demokrasi lanbgsung, Umar diangkat dengan sistem kerajaan, yaitu Abu Bakar mengangkat langsung Khalifah Umar sebagai pengganti diriny, Utsman naik menajdi Khalifah dengan sistem perwkilan, atau sekarang lebih dikenal dengan parlemen, sedang Ali naik dengan klaim sep[ihak dri kelompoknya yang akhirnya kaumnya terpecah belah

Demikianlah makalah dari kami semoga bermanfaat bagi kita semua. Amiin. Dan kami mohon kritik dan apabila dalam penulisan kami ada yang salah karena itu merupakan kebaikan kita bersama.





















DAFTAR PUSTAKA

Maryam, Siti dkk (Ed.). 2004.Sejarah Peradaban Islam dari masa klasik hingga masa modern. Yogyakarta: LESFI.
Sjadzali, Munawir. 1993. Islam dan Tata Negara ajaran, sejarah dan pemikiran. Jakarta: UI-Press.
Yatim, Badri. 2006. Sejarah Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Al-Jabiri, Mohamed Abed. 2004. Problem peradaban: penelusuran atas jejak Kebudayaan Arab, Islam dan Timur. Yogyakarta: Belukar.
Engineer, Asghar Ali. Devolusi Negara Islam. 2000. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.




















KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah ini memuat tentang “SEJARAH PERADABAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB’’ sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati agar mengetahui sejarah pekembangan islam pada waktu itu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya.




                                                                        Terima kasih.

                                                                       Penulis





DAFTAR ISI
KATA  PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..       
BAB I  PEMBAHASAN
A.    Kepemimpinan  Utsman bin Affan……………………………………………..
-          Kodifikasi  Alqur’an…………………………………………………………
B.     Kepemimpinan  Ali bin Abi Thalib……………………………………………..                  
BAB II PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………    

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………….       
















T U G A S
SEJARAH PERADABAN ISLAM
’’FASE UTSMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB’’
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
GIANTRY JASA
SYARIFUDDIN LUBIS

EKONOMI ISLAM S1
SEMESTER IIIC

S E K O L A H  T I N G G I  A G A M A  I S L A M ( STAI )
N A T U N A
TAHUN AKADEMIK 2011/2012




Teori  yang mendukung permasalahan:
Subjek penelitian ini adalah para penumpang atau pelanggan perusahaan penerbangan riau airlines.



0 Response to "PERADABAN ISLAM UTSMAN DAN ALI"

Post a Comment

SITEMAP

Contak Us