BAB I
PENDAHULUAN
Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.
Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang risalahilahiyah ini tidak pernah bergantung pada satu nama pun.
Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya fitnah yang disulut oleh kedengkian musuh-musuh islam.
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang pertama sekali merasakan manisnya cucuran hidayah dan kemudian berbuah prilaku yang baik dan elegan.
Keberhasilan muhammad dalam membangun peradaban dunia dan kemudian ditambah lagi dengan kegemilangan generasi para sahabat yang mewariskan sistem dan nilai luhur saat tampil memegang tongkat kepemimpinan setelahnya merupakan torehan sejarah yang layak dicatat dengantintaemas.
Khulafaur Rasyidin adalah bukti dari suksesnya pewarisan sistem dan nilai tersebut, wafatnya nabi tidak serta-merta menjadikan islam kehilangan mercusuar peradabannya karena memang risalahilahiyah ini tidak pernah bergantung pada satu nama pun.
Ditangan empat khalifah yang pertama inilah islam telah mencapai puncak kejayaannya. Sebuah prestasi yang belum berulang dua kali sampai hari ini. hingga suatu hari datang dan merebaknya fitnah yang disulut oleh kedengkian musuh-musuh islam.
Berikut ini adalah beberapa tema sederhana yang berkaitan langsung dengan sejarah kepemimpinan dua khalifah terakhir yakni Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abi Thalib.
Kami ketengahkan ini agar menjadi daya rangsang guna menggali dan mengkaji makna kebijakan dari pejalanan kepemimpinan beliau berdua. Sehingga, siapapun akan bisa mereguknya untuk kemudian diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi sejarah yang kita selami ini adalah tapak perjalanan dua pribadi agung yang langsung berinteraksi dengan rasulullah. Mereka adalah orang-orang yang pertama sekali merasakan manisnya cucuran hidayah dan kemudian berbuah prilaku yang baik dan elegan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UMAR BIN
KHATTAB
Umar bin
Khattab memerintah atau menjadi khalifah selama 10 tahun 6 bulan yaitu dari
tahun 13 H-23 H (634 M-644 M). Beliau meninggal pada usia 63 tahun pada bulan
Dzul Hijjah disebabkab dibunuh oleh seorang berkebangsaan Persia yang bernama
Abu Lu`lu yang menyimpan dendam kepada Umar bin Khattab yang telah menaklukkan
negrinya. Jenazah Umar bun Khattab dikebumikan di samping kuburan Abu Bakar r.a
dan Rasulullah SAW.
Banyak kemajuan
yang dialami oleh umat Islam dan agama Islam pada masa khalifah Umar bin
Khattab, diantara kemajuan yang dialami pada masa Umar bin Khattab adalah
sebagai berikut :
1. Penyebaran
(ekspansi) syari`at Islam ke luar Jazirah Arab
Khalifah Umar bin Khattab melanjutkan misi penyebaran
Islam ke luar jazirah Arab seperti yang telah dilakukan oleh Khalifah
sebelumnya yaitu Abu Bakar ash-Shiddiq. Pada akhir masa pemerintahan Abu Bakar
r.a beliau berhasil menyatukan kembali yang ada di jazirah Arab setelah adanya
gerakan pembangkangan. Sementara daerah di luar jazirah Arab yang berhasil
dikuasai adalah daerah Ubullah (terletak di pantai teluk Persia), lembah
mesopotomia, Hirat, Dumat al-Jandal yang berada di Suriah, sebagian daerah
perbatasan Palestina, Suriah dan sekitarnya.
Perluasan wilayah pada zaman Umar bin Khattab berlangsung
kurang lebih 10 tahun; dengan waktu yang relatif cukup singkat daerah yang
dikuasai oleh umat Islam bertambah secara spektakuler. Daerah yang berada di
bawah kekuasaan khalifah Umar bin Khattab terbentang dari Tripoli (Afrika
Utara) di barat sampai Persia di timur; dari Yaman di selatan sampai Armenia di
utara.
Kegemilangan penaklukan daerah-daerah pada masa
pemerintahan Umar bin Khattab ditandai dengan penaklukan Suriah dan Palestiana
yang pada saat itu berada dalam kekuasaan Byzantium; sementara Byzantium
sendiri bisa dikuasai pada tahun 636 M juga Damaskus bisa dikuasai pula pada
tahun tersebut. Tahun 638 M daerah Darussalam juga bisa dikuasai. Pada tahun
639 M dilakukan penyerangan ke daerah-daerah yang berada di negeri Mesir, dan
dalam kurun tiga tahun Mesir dapat dikuasai. Tahun 641 M negara Palestina dan
Suriah dapat dikuasai secara penuh; dan tahun 642 M sebagian daerah Persia dan
daerah Palestina dapat dikuasai; serta ketika beliau wafat kedua negara
tersebut dapat dikuasai sepenuhnya. Penaklukan-penaklukan daerah strategis ini
menaikkan citra Islam di mata dunia.
2. Administrasi
Negara
Bertambah luasnya daerah di bawah kekuasaan Islam membuat
Umar berfikir bagaimana cara mengelola dan mengatur roda pemerintahan yang
berada di bawah kekuasaannya. Maka selanjutnya Umar bin Khattab membuat
terobosan dengan melahirkan inovasi-inovasi dalam mengelola pemerintahannya.
Dalam berbagai riwayat, Umar ditampilkan sebagai sosok yang mampu mengatasi
persoalan-persoalan administrasi di wilayah yang baru. Diantara inovasi yang
beliau lakukan adalah dalam hal pengadministrasian negara; contoh
inovasi-inovasi yang beliau lakukan adalah sebagai berikut :
a. Menyatukan dan
mengorganisir orang-orang Arab yang telah masuk Islam ke dalam sebuah wadah
persemakmuran agama-militer, di mana para anggotanya adalah kaum muslimin, karena
bagi mereka yang non muslim tidak bisa menjadi tentara perang.
b. Umar berasumsi
bahwa tidak ada agama lain di semenanjung Arab yang dilindungi selain Islam,
maka Umar mengusir orang-orang Yahudi Khaibar yang tinggal di Jericho dan
tempat-tempat lainnya; serta orang-orang Kristen Najran yang melarikan diri ke
Suriah dan Irak.
c. Orang Dzimmi,
penduduk wilayah taklukkan akan mendapat perlindungan dari penguasa muslim dan
tidak diwajibkan militer, karena Islam melarang orang non muslim menjadi
angkatan perang
d. Berkaitan
dengan masalah perpajakan yang berada di daerah taklukkan wajib membayar pajak;
sementara mereka yang masuk Islam tidak dibebankan untuk membayar pajak tapi
diganti dengan kewajiban membayar zakat.
e. Ghanimah
menurut Umar adalah berupa harta bergerak dan tawanan perang; sementara tanah
dan mata uang dipandang sebagai fay dan menjadi hak komunitas Islam secara
keseluruhan.
f. Adanya sensus
penduduk yang merupakan sensus pertama yang terjadi dalam sejarah perjalanan
umat. Sensus ini dilakukan untuk membagikan pendapatan negara.
3. Membentuk
Angkatan Perang Islam
Pembentukan tentara perang pada masa Umar bin Khattab
lebih tertata rapih. Tentara perang adalah orang muslim dari semua suku dan bangsa.
Pasukan perang dipimpin oleh seorang komandan dan panglima tertinggi (amǐr)
adalah khalifah yang berada di Madinah yang memberikan otoritas kepada para
jendral.
Pada masa khalifah Umar ini, strategi-strategi perang
telah ditanamkan kepada kaum muslimin. Salah satunya adalah dengan menempatkan
pasukan utama yang diapit oleh dua pasukan sayap yang terdiri dari pasukan
panah dan tombak; begitu juga dengan menempatkan regu cadangan pada
tempat-tempat yang strategis.
4. Penanggalan
Hijriyyah
Umar berijtihad bahwa untuk penanggalah tahun hijriyyah
harus dimulai disaat Rasulullah SAW dan para sahabat mengadakan hijrah ke kota
Madinah. Baliau beralasan karena inilah titik awal penyebaran syari`at Islam ke
seluru negri. Maka terhitung sejak kepemimpinan beliau yaitu tahun 16 H (637 M)
mulai dipergunakan penanggalan hijriyyah.
5. Pengumpulan
tulisan-tulisan al-Qur`an
Khalifah Umar bin Khattab berfikir bahwa konsekwensi dari
adanya peperangan–peperangan yang terjadi adalah gugurnya para sahabat dalam
peperangan tersebut; tak terkecuali para sahabat yang tergolong para huffadz
atau para penghafal al-Qur`an. Maka berdasarkan realita yang terjadi, maka Umar
memerintahkan untuk mengumpulkan tulisan-tulisan al-Qur`an yang tersebar di
antara para sahabat. Hal ini dilakukan oleh Umar bin Khattab semata-mata untuk
menjaga kemurnian al-Qur`an; kelak pengumpulan ini dijadikan sebagai salah satu
rujukan yang digunakan oleh khalifah Utsman bin Affan untuk membuat mushaf
al-Qur`an.
B.
PERKEMBANGAN ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN
AFFAN
1.Utsman menjadi khalifah
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang sahabat sepanjang sejarah manusia.
Pembai’atan Utsman sebagai khalifah berdasar kesepakatan enam orang sahabat termasuk dirinya yang telah ditunjuk langsung oleh Umar ibn Khattab untuk menjadi penggantinya yang akan melanjutkan kepemimpinan dan perjuangannya dalam menyebarkan islam ke penjuru dunia. Dari masa inilah awal pengangkatan seorang khalifah secara demokratis dengan jalan musyawarah yang diwakili oleh keenam orang sahabat sepanjang sejarah manusia.
4.Perluasan wilayah Islam
Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwasanya utsman harus bekerja lebih keras lagi dalam mempertahankan dan melanjutkan perjuangan panji islam sebab berbagai ancaman dan rintangan akan semakin berat untuknya mengingat pada masa sebelumnya telah tersiar tanda-tanda adanya negeri yang pernah ditaklukkan oleh islam hendak berbalik memberontak padanya. Namun demikian, meski disana-sini banyak kesulitan beliau sanggup meredakan dan menumpas segala pembangkangan mereka, bahkan pada masa ini islam berhasil tersebar hampir ke seluruh belahan dunia mulai dari Anatolia, dan Asia kecil, Afganistan, Samarkand, Tashkent, Turkmenistan, Khurasan dan Thabrani Timur hingga Timur Laut seperti Libya, Aljazair, Tunisia, Maroko dan Ethiopia. Maka islam lebih luas wilayahnya jika dibandingkan dengan Imperium sebelumnya yakni Romawi dan Persia karena islam telah menguasai hampir sebagian besar daratan Asia dan Afrika.
5.Pembentukan Armada laut Islam pertama
Ide atau gagasan untuk membuat sebuah armada laut islam sebenarnya telah ada sejak masa kekhalifahan Umar Ibn khattab namun beliau menolaknya lantaran khawatir akan membebani kaum muslimin pada saat itu. Setelah kekhalifahan berpindah tangan pada Utsman maka gagasan itu diangkat kembali kepermukaan dan berhasil menjadi kesepakatan bahwa kaum muslimin memang harus ada yang mengarungi lautan meskipn sang khalifah mengajukan syarat untuk tidak memaksa seorangpun kecuali dengan sukarela. Berkat armada laut ini wilayah islam bertambah luas setelah menaklukkan pulau Cyprus meski harus melewati peperangan yang melelahkan.
6.KodifikasiAl–Qur’an
Masa penyusunan Al – qur’an memang telah ada pada masa Khalifah Abu Bakar atas usulan Umar bin Khaththab yang kemudian disimpan ditangan istri Nabi Hafsah binti Umar. Berdasar pertimbangan bahwa banyak dari para penghafal Al – Qur’an yang gugur usai peperangan Yamamah. Kini setelah Ustman memegang tonggak kepemimpinan dan bertambah luas pula wilayah kekuasaan Islam maka banyak ditemukan perbedaan lahjah dan bacaan terhadap Al – Qur’an. Inilah yang mendorong beliau untuk menyusun kembali Al – Qur’an yang ada pada Hafsah dan menyeragamkannya kedalam bahasa Quraisy agar tidak terjadi perselisihan antara umat dikemudian hari. Seperti halnya kitab suci umat lain yang selalu berbeda antar sekte yang satu dengan yang lainnya.
Maka diutuslah beberapa orang kepercayaannya untuk menyebarkan Al – Qur’an hasil kodifikasinya ke beberapa daerah penting antara lain Makkah, Syiria. Kuffah, Syam, Bashrah dan Yaman. Kemudian Beliau menginstruksikan untuk membakar seluruh mushaf yang lain dan berpatokan pada mushaf yang baru yang diberi nama Mushaf Al-Iman.
Akhir Masa Kepemimpinan Ustman bin Affan
Satu dekade pertama kepemimpinan Ustman adalah masa yang dipenuhi dengan prestasi penting dan kesejahteraan ekonomi yang tiada duanya, terkecuali pada dua tahun terakhir yang berbanding terbalik dengan sebelumnya kondisi serba sulit akibat merebaknya fitnah dan kedengkian musuh – musuh Islam yang diarahkan padanya sehingga beliau syahid dengan amat tragis pada jum’at sore 18 Dzulhijjah 35 H ditangan pemberontak Islam.
Pada masa Ali bin Abi Thalib (35-40 H/656-661 M)
Ali
bin Abi Thalib tampil memegang pucuk kepemimpinan negara di tengah-tengah
kericuhan dan huru-hara perpecahan akibat terbunuh nya Usman oleh kaum
pemberontak. Ali bin Abi Thalib dipilih dan diangkat oleh jamaah kaum muslimin di madinah dalam suasana sangat
kacau, dengan pertimbangan jika khalifah tidak segera dipilih dan di angkat,
maka ditakutkan keadaan semakin kacau. Ali bin Abi Thalib di angkat dengan di
ba’iat oleh masyarakat.
Dalam
masa pemerintahannya, Ali bin AbiThalib menghadapi pemberontakan Thalhah Zubair
dan Aisyah. Alasan mereka, Ali bin Abi Thalib tidak mau menghukum para pembunuh
Ustman dan mereka menuntut bela’ terhadap darah Ustman yang telah di tumpahkan
secara dhalim. Perang ini di kenal dengan nama perang Jamal. Bersamaan dengan
itu, kebijaksanaan -kebijaksanaan ali bin Abi Thalib juga mengakibatkan
timbulnya perlawanan dari gubernur di Damaskus, Mu’awiyah. Yang di dukung oleh
bekas pejabat tinggi yang merasa kehilangan kedudukan dan kejayaanya.
Pertempuran yang terjadi di kenal dengan perang Siffin. Perang ini di akhiri
dengan tahkim (arbitrase), tapi tahkim ternyata tidak menyelesaikan masalah,
bahkan menyebabkan timbulnya golongan ketiga Al-Khawarij (orang-orang yang
keluar dari barisan Ali).
Diantara
perkembangan yang ada pada masa Khalifah Ali adalah :
a)
Terciptanya ilmu bahasa/nahwu
(Aqidah nahwiyah)
b) Berkembangnya ilmu Khatt al-Qur’an
c)
Berkembangnya Sastra
PENUTUP
KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pemaparan diatas
adalah, bahwa dalam sejarah pemerintahan islam tidak ada satu pun konsep negara
islam. Sebab ssemuanya tergantgung pada situasi dan kondisi yang ada. Seperti
Abu Bakar yang diangkat dengan sistem demokrasi lanbgsung, Umar diangkat dengan
sistem kerajaan, yaitu Abu Bakar mengangkat langsung Khalifah Umar sebagai
pengganti diriny, Utsman naik menajdi Khalifah dengan sistem perwkilan, atau
sekarang lebih dikenal dengan parlemen, sedang Ali naik dengan klaim sep[ihak
dri kelompoknya yang akhirnya kaumnya terpecah belah
Demikianlah makalah dari kami semoga bermanfaat bagi kita
semua. Amiin. Dan kami mohon kritik dan apabila dalam penulisan kami ada yang
salah karena itu merupakan kebaikan kita bersama.
DAFTAR PUSTAKA
Maryam, Siti dkk (Ed.). 2004.Sejarah
Peradaban Islam dari masa klasik hingga masa modern. Yogyakarta: LESFI.
Sjadzali, Munawir. 1993. Islam
dan Tata Negara ajaran, sejarah dan pemikiran. Jakarta: UI-Press.
Yatim, Badri. 2006. Sejarah
Peradaban Islam Dirasah Islamiyah II. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.
Al-Jabiri, Mohamed Abed. 2004. Problem
peradaban: penelusuran atas jejak Kebudayaan Arab, Islam dan Timur. Yogyakarta:
Belukar.
Engineer, Asghar Ali. Devolusi
Negara Islam. 2000. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
KATA PENGANTAR
Segala
puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan
penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup
menyelesaikan dengan baik.
Makalah
ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari
diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Makalah
ini memuat tentang “SEJARAH PERADABAN
ISLAM PADA MASA UTSMAN BIN AFFAN DAN ALI BIN ABI THALIB’’ sengaja dipilih
karena menarik perhatian penulis untuk dicermati agar mengetahui sejarah
pekembangan islam pada waktu itu.
Semoga
makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun
makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan
kritiknya.
Terima
kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………..
BAB
I PEMBAHASAN
A.
Kepemimpinan Utsman bin Affan……………………………………………..
-
Kodifikasi Alqur’an…………………………………………………………
B.
Kepemimpinan Ali bin Abi Thalib……………………………………………..
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan………………………………………………………………………………
Kesimpulan………………………………………………………………………………
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………………………….
T U G A S
SEJARAH PERADABAN ISLAM
’’FASE UTSMAN BIN AFFAN
DAN ALI BIN ABI THALIB’’
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :
GIANTRY JASA
SYARIFUDDIN LUBIS
EKONOMI ISLAM S1
SEMESTER IIIC
S E K O L A H T I N G G I
A G A M A I S L A M ( STAI )
N A T U N A
TAHUN AKADEMIK 2011/2012
Teori yang
mendukung permasalahan:
Subjek penelitian ini adalah para penumpang atau
pelanggan perusahaan penerbangan riau airlines.
0 Response to "PERADABAN ISLAM UTSMAN DAN ALI"
Post a Comment