A. PENGERTIAN
STATISTIK DAN STATISTIKA
Statistik (statistic) berasal dari
kata state yang artinya negara. Mengapa disebut negara? Karena sejak dahulu
kala statistik hanya digunakan untuk kepentingan-kepentingan negara saja. Kepentingan
negara itu meliputi berbagai bidang kehidupan dan penghidupan, sehingga
lahirlah istilah statistik, yang pemakaiannya disesuaikan dengan lingkup
datanya.
Contohnya, dalam kehidupan
sehari-hari sering kita dengan penghasilan orang Indonesia rata-rata Rp.
100.000,00 setiap bulan, tingkat inflasi rata-rata 9% setahun, bunga deposito
rata-rata 12% setahun, penduduk Indonesia yang bermukim di pedesaan rata-rata
70%, penganut agama islam di setiap propinsi rata-rata 90%, dan seterusnya.
Ada kalanya data yang dikumpulkan di
lapangan tidak disajikan dalam bentuk rata-rata seperti tadi, tapi disajikan
dalam bentuk tabel atau digram dengan uraian yang lebih rici dan di bagian atas
atau bawah dari tabel atau diagram dituliskan judul yang sesuai dengan nama ruang
lingkup data yang diperoleh. Misalnya judul tabel atau diagram tadi ditulis
Statistik Sesnsus Penduduk, Statistik Kepegawaian, Statistik Pengeluaran
Keuangan, Statistik Produksi Barang, Statistik Keluarga Berencana, Statistik
Kelahiran, dan sebagainya. Statistik yang fungsinya untuk menyajikan data
tertentu dalam bentuk tabel dan diagram ini termasuk statistik dalam arti
sempit atau statistik deskriptif.
Statistik
Deskriptif ialah
susunan angka yang memberikan gambaran tentang data yang disajikan dalam
bentuk-bentuk tabel, diagram, histogram, poligon frekuensi, ozaiv (ogive),
ukuran penempatan (median, kuartil, desil dan persentil), ukuran gejala pusat
(rata-rata hitung, rata-rata ukur, rata-rata harmonik, dan modus), simpangan
baku, angka baku, kurva normal, korelasi dan regresi linier. Sebaliknya, statistik
dalam arti luas yaitu salah satu alat untuk mengumpulkan data,
mengolah data, menarik kesimpulan dan membuat keputusan berdasarkan analisis
data yang dikumpulkan tadi. Statistik dalam arti luas ini meliputi penyajian
data yang meliputi statistik dalam arti sempit di atas tadi. Statistik dalam
arti luas ini di sebur juga dengan istilah statistika (statistics, statistik inferesial, statistik induktif, statistik
probabilitas). Contohnya ialah
statistik parametrik dan nonparametrik.
Selain istilah-istilah di atas,
adapula istilah statistika matematis dan statistika praktis. Statistika matematis ialah ilmu yang
mempelajari asal-usul atau penurunan sifat-sifat, dalil-dalil, rumus-rumus
serta dapat diwujudkan ke dalam model-model lain yang bersifat teoritis,
sedangkan statistika praktis ialah
penerapan statistika matematis kedalam berbagai bidang ilmu lainnya sehingga
lahirlah istilah statistika kedokteran, statistika sosial, dan sebagainya. Bagi
mereka yang ingin mendalami statistika praktis secara mendalam sebaiknya
memperkuat dasar-dasar statistika matematis terlebih dahulu. Selanjutnya, ada
pula ada istilah statistika parametrik dan nonparametrik.
Parametrik dapat digunakan apabila
datanya memenuhi persyaratan berikut ini: (1) interval, (2) normal, (3)
homogen, (4) dipilih secara acak (random), dan (5) linier. Contoh-contoh
analisis statistik parametrik ini adalah: (a) pengujian hipotesis, (b) regresi
(untuk menyimpulkan), (c) korelasi (untuk menyimpulkan), (d) uji t, (e) anova,
dan (f) ancova.
Non parametrik dipakan apabila data
kurang dari 30, atau tidak normal atau tidak linier.
Contoh adalah: Tes binomal, tes chi
kuadrat, Kruskal-Wallis, Fredman, tes Kolmogorov-Smirnov, tes run, tes McNemar,
tes tanda, tes wilcoxon, tes Walsh, tes Fisher, tes median tes U Mann-Whitney,
tes run Wald-Wolfowitz, tes reaksi sitem Moses, tes Q Cohran, koofisien
kontingensi, koofisien rank Sperman Brow, koofisien rank dari kendall, dan uji
normalitas dari Lillieford.
Tabel 1 dan 2 di bawah ini memberikan gambaran tentang
Teknik Inferensial dan teknik statistik.
TABEL 1.1
TEKNIK
INFERENSIAL
JENIS
DATA
|
PARAMETRIK
|
NON
PARAMETRIK
|
KATEGORIK
|
-
|
Chi Kuadrat
|
KUANTITATIF
|
Ancova
Uji Mann Whitney U
Anova
|
Kruskal-Wallis
Uji t
Uji Tanda Friedman
|
TABEL 1.2
TEKNIK
STATISTIK
KATEGORIK
|
KUANTITATIF
|
|
DUA ATAU LEBIH
|
||
DIBEDAKAN
|
||
Deskriptif
|
%
|
Poligon
|
Batang
|
Mean
|
|
Pie
|
Sebaran (spread)
|
|
Tabel Kontingensi
|
Effect size
|
|
(Cross Break)
|
||
Inferensial
|
Chi-Kuadrat
|
Uji t
|
(Chi-Square)
|
Anova
|
|
Ancova
|
||
Mann Whitney
|
||
Kruskal Wallis
|
||
Uji Tanda
|
||
Friedman
|
||
KORELASI
|
Kontingensi
|
Pencar
|
Deskriptif
|
Reta
|
|
Inferensial
|
Chi-Kuadrat
|
t untuk r
|
B. PERANAN
STATISTIK
1.
Bagi Calon Peneliti dan Para
Peneliti
Dalam kehidupan dan penghidupan
sehari-hari di tengah ledakan data, kita tidak dapat melepaskan diri dari data,
baik data itu bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Kedua sifat data tersebut
dapat dianalisis baik secara kuantitatif maupun kualitatif atau gabungan dari
keduanya. Dalam menghadapi data yang berserakan itu, aliran kuantitatif yang
berarakar dari paham positivisme memandang bahwa data dan kebenaran itu sudah
ada di sekitar kita. Kita ditantang untuk mengumpulkannya melalui teknik
pengumpulkan data baik melalui pengamatan, wawancara, angket maupun dokumentasi
secara objektif. Setelah data itu terkumpul, maka dilanjutkan dengan mengolah
data tersebut dalam bentuk penyajian data seperti dilanjutkan dengan mengolah
data tersebut dalam bentuk penyajian
data seperti yang akan dibahas dalam modul 3 sampai 5. Bentuk mana yang
dipilih, hal ini tergantung kebutuhannya masing-masing. Dalam hal ini statistik
deskriptif sangatdiperlukan karena peneliti akan dapat mendeskripsikan data
yang dikumpulkan. Pada perkembangan selanjutnya, mungkin peneliti ingin
membedakan data berdasarkan rata-rata kelompoknya atau ingin menghubungkan data
yang satu dengan yang lainnya atau ingin meramalkan pengaruh data yang satu
dengan yang lainnya.sehingga akhirnya peneltidapat menarik suatu kesimpulan
dari data yang telah dianalisisnya. Dalam hal ini teknik statistik inferensial
sangatlah diperlukan. Jadi statistika berperan sebagai alat untuk
deskripsi,komparasi, korelasi, dan regresi.
2.
Bagi Pembaca
Sebagai ilmuan yang produktif
tentunya kita selalu disibukan oleh kegiatan membaca khususnya membaca
laporan-laporan penelitian. Laporan-laporan keadaan kantor atau perusahaan,
nota keuangan, laju inflasi, GNP, dan lain sebagainya. Masalahnya ialah
"bagaimana kita sebagai pembaca dapat memahami informasi tersebut dengan
benar kalau tidak mngerti statistik?". Akibatnya ialah komunikasi antara
penulis dan pembaca tidak efektif. Lebih berbahaya lagi jika pembaca yang buta
statistik tadi berani menerapkannya untuk mengambil keputusan.
3.
Bagi Pembingbing Penelitian
Peneliti maupun pembimbing yang
bijaksana mempunyai pandangan yang luas dalam mencari kebenaran. Peneliti dan
pembimbing janganlah terlalu picik, dan menganggap bahwa hanya metode itulah
stu-satunya alat yang dapat dipakai mencari kebenaran. Karena tidak semua
metode kualitatif dapat menyelesaikan semua permasalahan. Demikian pula, tidak
semua metode kuantitatif dapat menyelesaikan semua permasalahan. Peneliti
maupun pembimbing yang terlalu membela bahwa metode kualitatiflah yang paling benar
atau hanya metode kuantitatiflah yang paling benar dengan menjelek-jelekan
metode lainnya menunjukan kedangkalan atau mungkin juga ketidaktahuan terhadap
metode lainnya. Sebab belum tentu kita sendiri lebih baik dari orang yang
dijelek-jelekan. Apakah kita sendiri sudah mengetahui metode kualitatif
sepenuhnya, sehingga berani menjelek-jelekan metode kuantitatif? Atau
sebaliknya, apakah kita sudah menguasai metode kuantitatif sepenuhnya sehingga
kita berani menjelek-jelekan metode kualitatif?. Di lapangan sering timbul
cemoohan oleh peneliti kuantitatif terhadap peneliti kualitatif dengan
mengatakan bahwa peneliti kualitatif tidak berani menggunakan kuantitatif oleh
karena statistiknya lemah atau tidak memahami statistik. Sebaliknya, peneliti
kualitatif mencemoohkan peneliti kuantitaif dengan mengatakan bahwa peneliti
kuantitatif itu hanya bekerja dengan angka-angka tampa menyelami makna
kualitatif yang ada dibalik angka, dan peneliti kuantitatif hanya menguji
hipotesis saja sehingga tidak menghasilkan teori-teori baru bagi perkembangan
ilmunya. Dengan adanya cemoohan-cemoohan tersebut, kita sebagai peneliti,
pembimbing, atau penguji hendaknya tidak perlu terbawa arus pembelaan ekstrem
yang hanya membenarkan salah satu metode saja. Sebagai peneliti dan pembimbing
yang kritis kita harus mampu menempatkan kedua metode penelitian itu pada
fungsinya masing-masing. Jika mungkin kedua metode itu dapat saling mengisi.
Metode mana yang akankita pakai dalam penelitian? Jawabnya ialah tergantung
dari masalah apa yang akan diteliti. Sebagai contoh, jika masalah yang akan
diteliti adalah sejauh mana distribusi peredaran keuangan, maka mungkin metode
kuantitatiflah yang paling cocok dipakai. Jika kita ingin meneliti masalah
proses dan sistem nilai budaya masyarakat secara menyeluruh, maka mungkin
metode kualitatiflah yang paling cocok. Adakalanya digunakan kedua metode itu,
misalnya untuk mengerti data statistik secara mendalam dibutuhkan metode
kualitatif terlebih dahulu, sehingga memberikan kedalaman terhadap butir-butir
tes dalam menyusun suatu angket.
Sehubungan dengan gabungan
kualitatif dan kuantitatif, penelitian yang bersifat kualitatif ini sebaiknya
diikuti oleh penelitian kuantitatif, sehingga dapat memberikan kenyataan yang
lebih akurat dan berguna dalam kegiatan prediksi dan kontrol. Sebagai contoh,
kita telah meneliti secara kualitati tentang adanya pengaruh informasi
langsung
Para petugas dan informasi tidak
langsung melalui media massa terhadap modernisasi masyarakat. Jika kita
dihadapkan kepada pilihan, "Mana yang harus kita dahulukan untuk
mempercepat proses modernisasi itu?", maka kita perlu mengadakan
penelitian kuantitatif dengan variabel yang tepat.
4.
Bagi Penguji Skripsi, Tesis atau
Desertasi
Penguji skripsi, tesisatau desertasi
yang menguji skripsi, tesis atau desertasi mahasiswanya yang menggunakan metode
kuantitatif sudah selayaknya memahami statistik sehingga dapat meningkatkan
kualitas lulusannya dan wibawa penguji sendiri. Jangan sampai terjadi penguji
yang buta statistik tetapi nekat menguji mahasiswanya dengan mengajukan
sanggahan bahwa korelasinya 0.90 artinya sangat kecil dan mohon dibetulkan.
Karena mahasiswanya gugup, maka ia pun bersedia membetulkannya. Sementara
mahasiswa lainnya yang turut mendengarkan dapat menilai betapa bodohnya penguji
tersebut. Atau karena lemah statistiknya sehingga tidak berani menguji analisis
statistiknya.
5.
Bagi Pimpinan (Manajer) dan
Administrasi
Statistik sebagai alat untuk:
a.
pengumpulan data baik secara sensus
maupun sampling
b. pengolahan atau analisis data
c.
penyajian data dalam bentuk laporan
manajemen
d. pengambilan keputusan atau
perencanaan
e.
evaluasi atau pengawasan antara data
yang dilaporkan dengan penyimpangan di lapangan
f.
melakukan pemecahan masalah
manajerial dengan sklus seperti gambar 1.1. berikut ini
Gambar 1.1
Peranan
Statistik dalam Manajemem (Mc Glave,1987)
|
|
6.
Bagi Ilmu Pengetahuan
Statistika sebagai disiplin ilmu
berguna untuk kemajuan ilmu dan teknologi. Karena itu, kita dituntut untuk
memahami statistik lebih mendalam. Jika tidak, kita akan semakin ketinggalan
dari perkembangan ilmu dan teknologi dengan negara lainnya. Terlebih-lebih di
abad komputer ini, angka-angka sangat berperan dalam komputerisasi.
Statistika dapat sebagai alat:
a.
Deskripsi yaitumenggambarkan atau menerangkan data seperti mengukur
dapmpak dan proses pembangunan melalui indikator-indikator ekonomi, indeksi
harga konsumen, tingkat inflasi, GNP, laporan nota keuangan negara dan
sebagainya.
b. Komparasi yaitu membandingkan data pada dua
kelompok atau beberapa kelompok.
c.
Korelasi
yaitu mencari besarnya hubungan data dalam suatu penelitian.
d. Regresi
yaitu meramalkan pengaruh data yang
satu terhadap data yang lainnya. Atau untuk estimasi terhadap kecenderungan-kecenderungan
peristiwa yang akan terjadi di masa depan.
e.
Komunikasi yaitu merupakan alat penghubung antar pihak berupa laporan
data statistik atau analisis statistik sehingga kita maupun pihak lainnya dapat
memanfaatkannya dalam membuat suatu keputusan.
C. KRITIK-KRITIK
TERHADAP STATISTIK SOSIAL
1. Petugas tidak mengumpulkan data apa
yang ada di lapangan, tetapi mengubahnya dengan maksud tertentu atau untuk
menyenangkan pihak tertentu (asal bapak senang atau ABS) sehingga data yang
dikumpulkan kurang atau objektif
2. Petugas tidak terjun ke lapangan,
tetapi cukup di belakang meja saja
mengisikan data menurut perkiraanya saja atau data tidak akurat.
3. Pengumpul data menggunakan data yang
sudah daluarsa.
4. Data yang dikumpulkan tidak relevan
dengan masalah yang diteliti atau yang dilaporkan.
D. KESALAHAN-KESALAHAN UMUM DALAM
MENGGUNAKAN STATISTIK
1. Memilih statistik yang tidak cocok
untuk analisis penelitiannya.
2. Mengumpulkan data penelitian,
sebelum mwmutuskan statistik yang akan digunakan untuk menganalisis data
tersebut.
3. Hanya menggunakan sebuah prosedur
statistik, yang sebenarnya beberapa prosedur dapat diterapkan terhadap data
tersebut.
4. Menggunakan statistik parametrik
terhadap data yang nyata sekali harus menggunakan statistik nonparametrik.
5. Telah menekankan pentingnya
perbedaan-perbedaan yang kecil dari perhitungan statistik.
6. Menunjukan analisis statistik,
sebelum skor-skor individual yang dikumpulkan diuji dengan teliti.
7. Tidak mempertimbangkan bagaimana
mengatur analisis statistik berdasarkan data yang hilang (tidak lengkap).
8. Menggunakan seorang indivual sebagai
unit analisis statistik, yang sebenarya lebih tepat menggunakan rata-rata grup
sebagai unitnya.
E.
LANDASAN KERJA STATISTIK
1. Variasi
Satistik bekerja dengan keadaan yang berubah-ubah (variasi).
Misalnya: keadaan penduduk, keuangan, GNP, kelahiran, kematian, peserta KB dan
sebagainya.
2. Reduksi
Statistik bekerja
secara reduksi, artinya tidak seluruh informasi yang harus di olah. Tidak
seluruh orang harus diteliti (populasi), melainkan cukup dengan sampel-sampel
yang mewakili saja. Tentu saja sampel itu harus reprensentatif. Untuk
mendapatkan sampel yang representatif diperlukan pemahaman tentang tehnik
sampling.
3. Generalisasi
Statistik induktif bekerja untuk menarik kesimpulan umum
(generalisasi) yang berlaku untuk anggota-anggota populasinya berdasarkan
sampel-sampel yang representatif tadi. Misalnya: kita tidak mungkin meneliti
semua produksi kekuatan 100.000 baut terhadap kekuatan patahnya, tetapi cukup
melalui sampel saja misalnya hanya 384 buah saja untuk setiap 100.000 baut,
kalau kita uji semua kekuatan patah untuk 100.000 maka "apa yang akan
diproduksi dan dijual?".
4. Spesialisasi
Statistik selalu berkenaan dengan angka-angka saja
(kuantitatif). Statistik mempunyai angka-angka yang lebih nyata, pasti dan
dapat diukur dengan angka-angaka.Istilah-istilah seperti: pada umumnya,
kira-kira, kurang lebih, kebanyakan, biasanya sedikit, biasanya banyak,
lumayan, cukupan, sedang-sedang saja, hampir tidak pernah dikenal dalam
analisis statistik. Agar data kualitatif dapat distatistikan, maka data itu
harus dibobot dulu. Misalnya sangat setuju = 5, setuju = 4, ragu-ragu = 3, tidak setuju = 2, dan sangat tidak setuju = 1.
F. PENDEKATAN
DALAM STATISTIK
1. Objektif
Satatistik yang mengandung angka-angka tadi dapat diterima
oleh semua orang tentang sebutan angaka ditulis tadi, demikian pula rumus-rumus
yang seharusnya dipakai dalam menganalisis suatu data.
2. Universal
Statistik bersifat universal, karena ia dapat dipakai hampir
dalam setiap bidang keilmuan terutama ilmu kealaman dan sosial.
G. PEMBULATAN
BILANGAN
Bilangan yang dibulatkan adalah hasil
perhitungan. Bilangan hasil perhitungan ini biasanya akan dibandingkan dengan
bilangan yang terdapat dalam suatu tabel. Oleh sebab itu, banyaknya desimal
pembulatan disesuaikan dengan banyaknya desimal yang terdapat dalam tabel.
Contoh: jika tabel t didapat 63,66, maka t hasil perhitungan atau t hitung
harus dibulatkan menjadi dua desimal pula.
Cara membulatkan bilangan pecahan
tersebut adalah sebagai berikut:
1. Jika pecahan yang akan dibulatkan
itu kurang dari 0.05 atau 0.005 atau 0.0005 dan seterusnya; maka pecahan
tersebut dihilangkan. Contoh:
t tabel = 63,66, t hitung = 64,543 dibulatkan menjadi 64,54
2. Jika pecahan yang akan dibulatkan
itu lebih dari 0.5 atau 0,005 atau 0.0005 dan seterusnya; maka pecahan tersebut
dibulatkan menjadi 1. Contoh:
t tabel 63,66, t hitung = 64,548 dibulatkan menjadi 64,55
3. Jika pecahan yang akan dibulatkan
itu sama dengan 0,5 atau0,005 atau 0,0005 dan seterusnya; maka pecahan tersebet
dibulatkan menjadi 1 untuk bilangan sebelumnya ganjil. Contoh:
t tabel = 63,66, t
hitung 63,50 dibulatkan menjadi 64
4. Jika pecahan yang akan dibulatkan
itu sama dengan 0,05 atau0,005 atau 0,0005 dan seterusnya;maka pecahan tersebut
dihilangkan untuk bilangan sebelumnya genap. Contoh:
t tabel = 63,66, t hitung 64,500 dibulatkan menjadi 64.
0 Response to "DASAR-DASAR STATISTIKA"
Post a Comment